Defisit APBN 2025 Diprediksi Melebar, Pemerintah Janji Tetap di Bawah 3%
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2025 akan melebar. Namun Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan defisit APBN tetap dikelola dengan baik.
“Defisit terjaga, di bawah 3%,” kata Febrio saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Selasa (16/12).
Adapun berdasarkan outlook APBN 2025 anggaran ini diprediksi akan mencapai 2,78%. Meski diprediksi melebar dari target ini, Febrio belum bisa mengungkapkan sejauh mana pelebaran defisit APBN pada tahun ini.
“Ya outlook-nya kan 2,78% ya. Ini kita sedang lihat dua minggu terakhir. Kalaupun nanti melebar, kita akan tetap jaga di bawah 3%,” ujar Febrio.
Penerimaan Pajak Berpotensi Shortfall
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya memproyeksikan penerimaan pajak pada 2025 akan mengalami shortfall. Kondisi ini disebabkan karena realisasi penerimaan pajak akan berada di bawah target.
Namun Purbaya belum bisa menyebutkan besaran shortfall ini. “Kan ada usaha-usaha untuk dua bulan terakhir ya. Jadi (shortfall) melebar, tapi nggak melebar parah. Angkanya masih gerak. Yang jelas, tahun depan akan berubah. Saya akan lihat betul pajak seperti apa, saya akan hands on,” kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/12).
Saat ini diketahui, realisasi penerimaan negara pada Oktober 2025 baru terkumpul Rp 2.113,3 triliun atau 73,7% terhadap outlook lapsem I 2025 yakni Rp 2.865,5 triliun. Porsi terbesar bersumber dari pajak yang baru terkumpul Rp 1.459 triliun atau 70,2% dari outlook Rp 2.067,9 triliun.
Sementara itu, belanja negara sudah mencapai Rp 2.593 triliun atau 73,5% dari outlook Rp 3.527,5 triliun. Dengan begitu, defisit hingga Oktober 2025 yakni Rp 532,9 triliun atau 2,02% terhadap PDB.
