Foto: Sydney Senyap Menjelang Lockdown
Jumlah kasus infeksi Covid-19 di Australia meroket. Jika tiga pekan lalu masih di bawah 200 kasus, kini melampaui 5.000, dengan 28 pasien meninggal. Pemerintah pun membatasi aneka aktivitas dan menerapkan social distancing. Awalnya pemerintah melarang lebih dari 100 orang berkumpul. Batasan itu mengerucut menjadi dua orang. Dan tiap negara bagian menutup perbatasan masing-masing.
Dampaknya, sejumlah kota dilanda senyap, tak terkecuali Sydney, kota terpadat di Negeri Kangguru, yang mulai pekan ini menerapkan lockdown hingga 90 hari ke depan. Padahal Sydney adalah kota yang hidup dari kunjungan wisatawan dan keberadaan mahasiswa asing. Di kota ini pula berdiri dua landmark terkenal Australia, yaitu Opera House dan Harbour Bridge, yang menjadi daya tarik pelancong.
(Baca: Foto: Jakarta Lengang, Menjelang Lockdown?)
Dua hari pada pekan lalu, Katadata.co.id menyusuri sejumlah lokasi yang biasanya ramai. Di kereta, hanya satu dua penumpang di setiap gerbong. Penyeberangan jalan yang biasanya padat, tampak lengang. Kampus sepi karena kelas ditiadakan. Pelataran di pusat keuangan Martin Place, yang biasa menjadi tempat kongkow, hanya dilewati beberapa pejalan kaki. Polisi berpatroli untuk memastikan semua orang menjaga jarak.
Opera House di kawasan Circular Quay yang saban hari dikunjungi ribuan turis menjadi sepi. Sudah lebih sepekan, kafe-kafe di sekitar kawasan tersebut—yang hampir sepanjang waktu menyetel music—tutup. Tak ada lagi aksi sirkus jalanan yang mengundang kerumunan. Stasiun kereta dan LRT Circular Quay yang biasa padat, kini melompong. Bangku-bangku sepanjang tepian dermaga tampak kosong…