Menengok Salah Satu PLTA Tertua di Bogor
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang terletak di Desa Kracak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor ini dibangun pada tahun 1921 oleh Belanda dan mulai beroperasi pada tahun 1926. PLTA Kracak merupakan PLTA tipe Semi Run-Off River, yang menggunakan kolam tando harian (KTH) yaitu Waduk Gunung Bubut yang merupakan sub unit dari PLTA Kracak dan digunakan untuk menampung debit dua sungai sekaligus, yaitu Sungai Cianten dan Sungai Cikuluwung.
Pada awal PLTA Kracak baru mempunyai dua mesin pembangkit dengan daya terpasang tiap mesin pembangkit sebesar 6.475 MW. Listrik yang dihasilkan dari PLTA Kracak disalurkan melalui jaringan transmisi 70 kV ke Gardu Induk (GI) Kedung Badak di Bogor dan GI Bunar di Rangkasbitung. Kemudian dari kedua GI ini, listrik disalurkan kembali ke dalam sistim kelistrikan Jawa Bali.
Pemerintah Republik Indonesia, pada tahun 1958 menambah lagi satu mesin kit dan sampai saat ini PLTA Kracak mempunyai tiga mesin pembangkit dengan daya terpasang 3 x 6.475 MW ( 18.9 MW ).
PLN masih akan terus mengoperasikan, mempertahankan dan merawat PLTA Kracak yang sudah tua jika dilihat dari sisi masa pengoperasiannya dan juga terhadap PLTA-PLTA tua lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain untuk memanfaatkan secara optimal ketersedian potensi energi baru terbarukan yang murah dan ramah lingkungan, yaitu air yang begitu melimpah di Indonesia, juga sebagai salah satu upaya nyata dari PLN untuk meningkatkan rasio energy feul mix.
Turbin dan generator di PLTA Kracak masih orisinal sejak pertama kali dipasang dan belum pernah diganti. Begitu juga dengan pipa untuk suplai air (penstock) sepanjang 1,5 Km dari tempat penampungan air (tandon air) ke turbin yang juga sudah terpasang sejak jaman Belanda. Artinya, peralatan yang terpasang di PLTA Kracak ini sudah berumur 89 tahun dan masih berfungsi dengan baik.