Foto: Industri Rumahan Tepung Tapioka Terpukul Pandemi Corona
Raungan suara mesin pelumat singkong memecah kesunyian Kampung Legok Nyenang, Desa Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Ahad kemarin (1/8/2021), puluhan pekerja tengah sibuk menggiling umbi yang padat nutrisi itu untuk dibuat aci di dalam industri rumahan milik Haji Ujang.
Di kampung yang berlokasi di sisi Tol Jagorawi ini setidaknya ada enam industri rumahan yang memproduksi tepung tapioka berbahan dasar singkong, yang ditanam di kebun tak jauh dari lokasi pabrik. Dalam sehari, pabrik Ujang yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun ini mampu memproduksi sekitar empat ton tepung tapioka.
Proses pembuatannya, setelah singkong dihaluskan kemudian diendapkan di bak-bak penampungan. Sari singkong lalu dijemur di pabrik dua lantai yang terbuat dari kayu dan bambu. Menurut Jai, pekerja pabrik yang juga warga setempat, tepung tapioka ini dijual ke pengepul dan pabrik-pabrik di Ciluar, Bogor, untuk diolah lagi.
Saat kondisi normal, menurut lelaki 68 tahun itu, harga tapioka per kilogram Rp 10.000. Namun sejak pandemi corona melanda Indonesia, pengepul membanderol tepung tapioka hasil olahan di lahan seluas 1,5 hektare ini hanya Rp 6000 per kilogram.
Tenti hal ini merupakan pukulan berat bagi pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM selama masa pandemi Covid-19 tersebut. “Perih. Berapa pun harga jual yang ditaksir sama pengepul di masa seperti ini, kami harus tetap produksi,” kata Ujang saat ditemui di rumahnya yang berada di sisi timur pabrik. “Di sini kan saya juga menanggung banyak nasib warga yang mayoritas pekerja di pabrik sagu ini.”
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memindahkan karung berisi singkong yang siap di olah menjadi tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan upah Rp. 40.000 perharinya.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memindahkan karung berisi singkong yang siap di olah menjadi tepung tapioka menggunkan sepeda motor di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan upah Rp. 40.000 perharinya.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memasukkan singkong yang siap di olah menjadi tepung tapioka ke dalam mesin giling di Industri Rumahan Tepung Tapioka, Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Mayoritas warga Legok Nyenang merupakan pemilik dan pekerja di rumah indutstri yang mengolah tepung tapioka berbahan dasar singkong.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan upah Rp. 40.000 perharinya.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Potrait kelompok pekerja di sela-sela waktu istirahat saat pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menebar pupuk di ladang singkong di Industri rumahan pembuat tepung tapioka Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja tertidur selepas menyelesaikan pembuatan tepung tapioka di Industri Rumahan Kawasan Legok Nyenang, Kadumanggu, Kabupaten Bogor, Minggu (1/8/2021). Di lahan seluas 1,5 hektar pekerja mampu menghasilkan 3 - 4 ton dalam sehari dengan harga jual Rp. 10.000 /kilogram, namun di masa pandemi Covid-19 pekerja mengaku alami penurunan harga jual menjadi Rp. 6.000 /kilogram.