Foto: Taman Nasional Ujung Kulon, Warisan Dunia di Ujung Barat Jawa
Matahari pagi telah menampakkan diri, mengusir embun yang bergelantungan di pucuk-pucuk pohon nipah. Sinar mentari menerobos rerimbunan belantara, menghangatkan sepasang burung kirik-kirik laut (Merops philippinus) yang sedang bertengger. Kicauan burung dan suara lutung jawa ikut menyemarakkan orkestra pagi di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten.
TNUK adalah salah satu taman nasional yang ada di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada 1992. Keberadannya menjadi perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
Terdapat tiga tipe ekosistem di dalamnya, yaitu perairan laut, rawa, dan daratan. TNUK memiliki luas 122.956 hektare. Terdiri dari 78.619 hektare kawasan daratan dan 44.337 hektare kawasan perairan. Secara garis besar TNUK dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu semenanjung Ujung Kulon, Gunung Honje, dan Pulau Panaitan.
TNUK terkenal akan keberagaman hayati. Salah satunya sebagai habitat terakhir satwa endemik badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Beberapa fauna langka lain juga mendiami kawasan itu, yaitu owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aigula) dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus). Selain itu, ada juga rusa timor (Rusa timorensis), banteng jawa (Bos javanicus), merak (Pavo cristatus), lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan elang laut dada putih (Haliaeetus leucogaster).
Selain itu, TNUK juga menyimpan kekayaan flora yang melimpah. Lebih dari 700 jenis tumbuhan hidup di dalamnya. Sebanyak 57 jenis di antaranya diklasifikasikan sebagai tanaman langka dunia. Flora di TNUK diklasifikasikan ke beberapa bagian yaitu hutan hujan dataran rendah, hutan primer, hutan sekunder, dan hutan pantai.
Jenis-jenis pohon tinggi di hutan TNUK mencangkup palem gebang, bengang, dan salam yang dapat mencapai tinggi 40 meter, melebihi kanopi jenis-jenis lain. Di bawahnya terdapat pohon-pohon besar seperti bayur, gadog, dan putat.
Keberadaan flora dan fauna yang eksotis dan beragam di Taman Nasional ini tentunya menjadi aset nasional bangsa yang harus selalu dirawat dan dijaga. Pemerintah menetapkan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam. TNUK juga sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Peran berbagai pihak baik itu pemerintah, lembaga non-profit (NGO) serta masyarakat sekitar diperlukan untuk senantiasa menjaga kelestarian alam TNUK sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Foto dan teks: Muhammad Adimaja
Editor: Prasetyo Utomo
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Rusa Timor (Rusa timorensis) mencari makan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK terkenal akan keberagaman hayati, salah satunya sebagai habitat terakhir satwa endemik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Beberapa fauna langka lain juga mendiami kawasan itu antara lain Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus). Selain itu, ada juga Rusa Timor (Rusa timorensis), Banteng Jawa (Bos javanicus), Merak (Pavo cristatus), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Seorang petugas melakukan patroli di pinggir pantai kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Seekor Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) mencari makan di pohon nipah (Nypa fruticans) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Burung Kangkareng perut putih (Anthratococeros albirostris) bertengger di dahan pohon di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sepasang burung kirik-kirik laut (Merops philippinus) bertengger di ranting pohon di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Elang Laut dada putih (Haliaeetus leucogaster) terbang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Badak Jawa (Rinocheros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Keberadaan flora dan fauna yang eksotis dan beragam di Taman Nasional ini tentunya menjadi aset nasional bangsa yang harus selalu dirawat dan dijaga. Pemerintah menetapkan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Burung Tikusan Merah (Porzana fusca) mencari makan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Burung Tikusan merah (Porzana fusca) mencari makan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Keberadaan flora dan fauna yang eksotis dan beragam di Taman Nasional ini tentunya menjadi aset nasional bangsa yang harus selalu dirawat dan dijaga. Pemerintah menetapkan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Banteng Jawa (Bos Janvanicus) dan Burung Merak (Pavo cristatus) jantan mencari makan di ladang pengembalaan, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Keberadaan flora dan fauna yang eksotis dan beragam di Taman Nasional ini tentunya menjadi aset nasional bangsa yang harus selalu dirawat dan dijaga. Pemerintah menetapkan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai kawasan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Panorama bulan prunama terlihat di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.