Jakarta International Photo Festival 2023 Show
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Muhammad Zaenuddin
22 September 2023, 19:39

Foto: Gelaran Jakarta Internasional Photo Festival (JIPFest) 2023

Edisi keempat Jakarta Internasional Photo Festival (JIPFest) digelar di kawasan Blok M dengan tema 'Generasi' sebagai benang kuratorial. Tema ini adalah suatu upaya untuk menjelaskan kisah-kisah antargenerasi dan bagaimana demografi kaum muda yang berkembang, menanggapi lanskap budaya dan politik saat ini.

JIPFest 2023 tersebar di 7 titik di kawasan Blok M, yaitu M Bloc Space, Teater Bulungan, Kala di Kalijaga, Kala Karya, Lamandau House, Lokaholik, serta Mal Blok M. Setiap titik menawarkan fokus dan tema berbeda yang melengkapi festival secara keseluruhan. Pameran yang dikuratori oleh Asep Topan, Bas Vroege dan Ng Swan Ti seolah menghidupkan kembali pusat perbelanjaan yang kosong akibat pandemi covid-19. JIPFest kali ini menampilkan 24 karya fotografi dan gambar bergerak dari 13 negara. 

Di antara karya-karya penting pada JIPFest kali ini adalah '20/70: Two-fold Story' karya Adrian Mulya. Pameran foto ini menampilkan pertukaran cerita yang lembut antara wanita tua penyintas pembantaian komunis 1965 dengan sukarelawan muda yang membantu kehidupan sehari-hari mereka.

Ekspresi yang jauh lebih pribadi disajikan dalam 'Dance for No Reason' oleh Gaia Squarci dari Italia melalui foto sehari-hari yang menghangatkan hati dari orang tuanya. Sementara itu, karya berjudul 'Visa to the Final' oleh Victoria Chaushyan dari Rusia menonjol dengan gambar-gambar amatir bahan makanan biasa yang diambil oleh sang ayah  dengan komposisi dan teknik yang cermat. Melalui rekaman percakapan telepon, karya tersebut memberikan gambaran sekilas tentang hubungan mereka dan upaya lucunya untuk memenangkan tiket ke putaran final Piala Dunia, menunjukkan kepada penonton cara lain untuk menikmati karya di luar kualitas gambar.

Cristian Rahardiansyah, Direktur Festival JIPFest, mengamati benang merah dari karya-karya yang ditampilkan dalam festival. "Narasi pribadi seperti ketegangan keluarga dan kesehatan mental semakin umum di dunia fotografi, dan juga dalam pameran kami." Ujarnya. Dia juga mengaku melihat eksplorasi kreatif yang menerjemahkan karya fotografi menjadi pengalaman baru di ruang pameran. 

Sementara itu, di Kala Karya, salah satu program Fringe 'Suara Orang Muda: Demokrasi Hari Ini', sepuluh fotografer muda berusia antara 17-25 tahun, menyuarakan makna demokrasi mereka sendiri, seperti yang dikuratori oleh jurnalis foto Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter.

Dengan pendekatan pribadi, setiap karya memberikan sisi manusiawi pada situasi kompleks yang saat ini dihadapi oleh generasi muda, mulai dari ketegangan dalam perbedaan ras, agama dan seksual hingga ketidakadilan kriminal, sambil tetap mempertahankan catatan penuh harapan.

Pada akhirnya, pameran ini berfungsi sebagai jalan tengah bagi generasi yang berbeda untuk melakukan hal yang sama, memberi pengunjung ruang yang sangat dibutuhkan untuk merenungkan bagaimana kita semua harus melanjutkan ke masa depan.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami