Usaha Konveksi Masih Bertahan Saat Industri Tekstil Terpuruk Show
Fauza Syahputra|Katadata
Image title
20 Juli 2024, 08:15

[Foto] Bertahan Saat Industri Tekstil Terpuruk

Industri tekstil dan produk tekstil tengah gonjang-ganjing menghadapi banjir produk impor. Barang dari luar negeri dijual dengan harga murah. Dari sisi harga, produk dalam negeri kalah saing. Ini belum menimbang harga bahan baku yang naik karena pelemahan nilai tukar rupiah.

Sejumlah perusahaan pun memutus hubungan kerja karyawan. Pada Januari hingga Juni 2024, sekitar 13,8 ribu pekerja dari 10 perusahaan dirumahkan. Angka ini lebih besar dari tahun lalu yang menimpa sekitar 7.500 karyawan.

Di masa-masa sulit ini, beberapa usaha konveksi masih bertahan, salah satunya Sinergi Adv Nusantara di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Usaha yang berdiri sejak 2012 itu masih mendapat pesanan sekitar 500 ribu kaos per bulan dari beberapa perusahaan.

Menurut pemilik Sinergi, Prama Tirta, pelaku usaha tidak bisa berdiam diri, harus ada pengorbanan lebih agar bisnis tetap berjalan. Salah satu cara yang ia lakukan yaitu mendatangi konsumen secara langsung. “Saya keliling sampe Kalimantan untuk menawarkan kaos dan memberi sampel,” ujarnya kepada Katadata.

Prama mendorong agar jeli melihat peluang. Seperti mendekati pilkada, ia memprediksi ada kenaikan pesanan kaos untuk kampanye para calon kepala daerah. Karena itu, saat ini dia mulai gencar menawarkan kaos kepada para kandidat calon, tim sukses, atau relawan pendukung.

Selain itu, ia memanfaatkan media sosial mulai dari Facebook, Instagram, hingga TikTok untuk memperkuat promosi produk kaosnya. “Dengan ini masyarakat luas jadi tahu bisnis konveksi kami, pasarnya meluas lagi,” katanya.

Tak hanya promosi, menjaga kualitas produk mesti ditingkatkan agar tidak kalah saing dengan produk luar negeri. Ia berharap pemerintah untuk membuat regulasi yang tepat terkait produk impor sehingga usaha tekstil dalam negeri kembali bergeliat.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami