Soal Transformasi Bisnis Telkom, Kami Terinspirasi Google

Gabriel Wahyu Titiyoga
14 Juni 2022, 06:30
Ririek Adriansyah
Katadata

Berpuluh tahun menyandang status operator telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk kini sedang menjalankan transformasi bisnis menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Langkah transformasi ini di tengah arus deras perkembangan teknologi dan ekonomi digital.

Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah meyakini dunia digital adalah masa depan bisnis telekomunikasi. Banyak hal, mulai dari kesehatan, pendidikan, bisnis, dan keuangan bisa dilakukan dengan membangun sistem digitalisasi.

Konektivitas pun akan sangat bergantung pada ketersediaan data. “Orang sekarang tidak peduli pakai operator apa, yang penting ada koneksi dan datanya,” kata Ririek dalam wawancara khusus Tim Katadata.co.id di Gedung Telkom Landmark Tower, Jakarta, pertengahan Mei lalu.

Dalam wawancara selama sekitar satu jam, pria yang sudah berkarier 32 tahun di Telkom tersebut menjabarkan strategi tranformasi bisnis Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terkemuka di Indonesia dan dunia.

Ririek juga memaparkan latar belakang dan tujuan investasi Telkom melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), di perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia. Namun, dia enggan informasi itu dipublikasikan karena dapat menambah polemik saat ini. “Itu hanya sebagian saja dari seluruh rencana besar Telkom,” katanya. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan bisnis telekomunikasi di Indonesia?

Inti telekomunikasi saat ini adalah konektivitas. Layanan telepon biasa dan SMS sudah mulai berkurang. Kontributor pendapatan terbesar kami sekarang dari data. Data menjadi komoditas penting dalam menyokong konektivitas. Orang sekarang itu yang diingat adalah pakai apa untuk mengakses internet, aplikasi Instagram atau Facebook. Wi-fi sudah pasti aktif terus, jalan ke luar rumah pun otomatis tersambung dengan data.

Sekarang data murah banget. Di Indonesia malah sudah perang harga, terutama di mobile. Di mana-mana, tak cuma di Indonesia, konsumsi data naik terus. Tapi average revenue per user (ARPU) turun terus karena harga per unit data terus turun.

PENINGKATAN PERMINTAAN PAKET DATA INTERNET
PENINGKATAN PERMINTAAN PAKET DATA INTERNET (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc)

Artinya harus ada pengembangan usaha lain?

Harus mencari potensi bisnis lain. Kami meyakini ada di digital dan ini sangat luas, bahkan sampai menjual solusi digital. Banyak perusahaan belum menggunakan digitalisasi. Mengisi laporan masih manual. Dampaknya terjadi inefisiensi. Padahal kalau bisa didigitalisasi, semua bisa dimonitor. Aset, keuangan, dan belanja lebih jelas. Bisa dapat potensi saving juga.

Banyak benefit yang bisa didapat dengan digitalisasi. Transparansi juga ada. Tapi Telkom tidak bisa sendirian, perlu bermitra.

Apa yang dilakukan Telkom?

Telkom memiliki tiga misi. Pertama, membangun infrastruktur dan platformnya. Kedua, membentuk kapasitas orangnya, yaitu karyawan dan masyarakat. Betapa pun canggihnya platform digital yang dibangun, kalau masyarakat tidak bisa memakainya, tidak ada manfaatnya.

Ketiga, karena dunia digital ini ekosistem, perlu menggandeng pihak lain dan menjalin partnership. Makanya kami juga berinvestasi di berbagai startup.

Menurut Anda, apa yang kemudian membuat Telkom berkembang seperti sekarang?

Pertama, kompetisi. Kalau tidak ikut berkompetisi, kita bisa dimakan yang lain. Kedua, Telkom terdaftar di bursa saham, apalagi di New York. Ini membuat perusahaan harus transparan. Kami harus membuat laporan, tidak bisa abal-abal. Kalau manajemen salah langkah, apalagi berbuat konyol, pasti dampaknya kena ke harga saham. Sesimpel itu. Kontrol bursa saham itu lebih akurat dan obyektif dibanding institusi lain.

Bagaimana langkah Telkom mengembangkan bisnis di ekosistem digital?

Kementerian BUMN membuat masterplan untuk bisnis yang diterjemahkan masing-masing BUMN. Telkom kebetulan sudah punya dari dulu, rencana jangka panjang perusahaan. Setiap tiga atau lima tahun selalu diperbarui.

Ketika saya masuk Telkom tahun 2019, rencana itu saya bongkar total karena dunia sudah berubah. Saya mulai dari awal sekali, dengan pertanyaan paling mendasar, yaitu sebenarnya Telkom itu ada untuk apa? Perusahaan lain, seperti Singtel juga membuat hal yang sama. Ini memang perlu.

Yang menjadi inspirasi kami adalah Google. Ketika dulu membuat search engine pada 1990-an, mereka tidak membayangkan bagaimana bisa menghasilkan uang dari itu. Satu hal yang mereka yakini adalah bahwa setiap orang di dunia ini akan membutuhkan search engine. Sekarang kita harus bayar untuk bisa pasang iklan supaya ada di halaman nomor satu Google.

Artinya, kalau kita bisa memenuhi kebutuhan orang banyak, gampang menghasilkan duitnya. Yang penting adalah membuat orang membutuhkan kita dulu. Hal seperti ini yang dituliskan ulang dalam rencana kami.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...