Ekowisata Kalibiru, Menuai Rezeki dari Hutan Lestari

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Publikasi Katadata
25 Oktober 2021, 15:58
Ekowisata Kalibiru, Menuai Rezeki dari Hutan Lestari
Katadata

Wisata Alam Kalibiru, salah satu destinasi pariwisata andalan di Tanah Air, menyulap hutan yang semula gundul akibat pembalakan liar menjadi rimbun dan lestari. Ekowisata di Kawasan Hutan Menoreh Barat, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta juga menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Kalibiru sudah beroperasi sejak 2009 dan dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri program Perhutanan Sosial. Wisata alam ini terbentuk berkat kolaborasi seluruh pihak dari masyarakat setempat, pemerintah daerah dan pusat, hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berkat meraih penghargaan Wana Lestari pada 2014, pengunjung semakin membludak hingga 82 persen pada 2016.

Advertisement

Pada 2018, omzet Kalibiru bahkan mencapai Rp 7,2 miliar. Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Katadata menuju COP26 yang bertajuk “Ecotourism for Forest Conservation and Social Welfare”, Senin (25 Oktober 2021), Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri Kulonprogo, Parjan, menjelaskan saat ini banyak masyarakat yang sebelumnya bekerja di luar negeri dan kota pulang ke kampung halaman untuk mengelola Wisata Alam Kalibiru.

Namun, Parjan dan kelompoknya banyak menemui tantangan pada awal pembentukannya. Sebelumnya, kawasan tersebut adalah kawasan hutan produksi yang menjadi tempat masyarakat menanam pohon dan tumbuhan lainnya. Lalu, karena beralih menjadi hutan lindung, Parjan dan kelompoknya mencari jalan keluar untuk tetap memanfaatkan hutan tanpa merusaknya.

“Waktu mengarah ke jasa lingkungan yaitu pembuatan ekowisata, banyak yang tidak setuju karena takut tidak bisa merambah lagi. Lalu ada pendekatan dari pemerintah dan LSM yang turut mendukung untuk mengarah ke sana,” kata Parjan.

Tak hanya membantu meyakini masyarakat, pemerintah daerah dan LSM pun berkolaborasi dengan HKm Mandiri untuk memperkuat kelembagaan Wisata Alam Kalibiru. Project Manager Community Based Forest Management Kemitraan, Gladi Hardiyanto atau biasa dipanggil Yayan, menjelaskan bahwa LSM turut membantu memperkuat konsep ekowisata dan memastikan seluruh komponennya terpenuhi.

“Ada peran Pemda Kulon Progo masuk mendukung sarana dan prasarana. Dan yang penting itu pengelolaannya. Pengelolanya pemuda, mereka menemukan titik-titik spot foto yang menarik wisatawan,” Yayan menjelaskan peran pihak lainnya saat berkolaborasi.

Dalam webinar tersebut juga turut hadir Bupati Kulon Progo, Sutedjo, yang menceritakan dukungan Pemda sejak awal pembentukan. Selama prosesnya, Sutedjo menyadari pentingnya melibatkan masyarakat dalam mengelola dan memelihara hutan. Sebelum mengantongi izin HKm, masyarakat diberi izin sementara selama 5 tahun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement