Fujifilm Kembangkan Alat Deteksi Corona yang Lebih Cepat dari PCR
Fujifilm Holdings Inc. tengah mengembangkan alat pendeteksi virus corona alias Covid-19 yang dapat memberikan hasil yang akurat hanya dalam waktu 2 jam saja.
Alat tes tersebut saat ini tengah dikembangkan entitas anak Fujifilm yakni Fujifilm Wako Pure Chemical Corp. dan akan diluncurkan ke pasar pada 15 April 2020.
“Alat deteksi SARS-CoV-2RT-qPCR mampu mendeteksi virus lebih cepat daripada tes PCR (polymerase chain reaction) yang hasilnya baru didapat empat sampai enam jam,” tulis pernyataan perusahaan seperti dikutip Reuters, Jumat (3/4).
Di sisi lain, Fujifilm terus melakukan serangkaian uji klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitas Avigan dalam mengobati corona. Perusahaan akan memberikan Avigan kepada 100 pasien Covid-19 di rumah sakit di Jepang.
(Baca: Tiongkok Sebut Obat Merek Avigan Buatan Fujifilm Efektif Atasi Corona)
Sejumlah dokter di Jepang telah menggunakan obat tersebut untuk mengobati corona. Sebelumnya Tiongkok telah mengumumkan bahwa obat tersebut efektif mengobati pasien corona walau ada beberapa penelitian yang menemukan kemungkinan efek samping terhadap janin.
Namun Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menyampaikan dukungannya untuk penggunaan Avigan, yang sejatinya merupakan obat flu ini, sebagai pengobatan virus corona.
Oleh karena itu Fujifilm wajib melakukan uji klinis sebelum obat tersebut dapat didistribusikan lebih luas. Meski demikian, permintaan Avigan yang terus meningkat membuat Fujifilm meningkatkan produksinya sejak awal Maret 2020.
Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan bahwa pemerintah Jepang telah menerima permintaan obat tersebut dari sekitar 30 negara dan tengah mempertimbangkan memberikannya dalam bentuk hibah.
(Baca: Obat Buatannya Efektif Lawan Corona, Harga Saham Fujifilm Lompat 19,5%)
Hingga hari ini, Jumat (3/4), menurut data Worldometer, jumlah kasus corona di seluruh dunia telah menembus angka 1 juta, tepatnya 1.014.256 kasus, bertambah 79.060 kasus baru dalam satu hari. Dari total kasus positif tersebut, korban meninggal dunia mencapai 52.982 orang.
Amerika Serikat (AS) kini memimpin dalam jumlah kasus positif terbanyak di dunia, melebihi Tiongkok. Total ada 245.442 kasus di Negeri Paman Sam, bertambah 565 kasus dibanding Kamis (2/4). Berikutnya adalah Spanyol dengan 117.710 kasus, bertambah 5.645 kasus.
Kemudian Italia dengan 115.242 kasus, Jerman 87.244 kasus, dan Tiongkok 81.620 kasus. Sedangkan dari jumlah korban meninggal, Italia memimpin dengan 13.915 orang, Spanyol 10.935 orang, dan AS 6.099 orang.
(Baca: Positif Corona Dunia Tembus 1 Juta, Tiongkok Waspada Gelombang Kedua)