Tangani Corona, RI Dinilai Belum Perlu Lockdown karena Berisiko Besar

Cindy Mutia Annur
15 Maret 2020, 17:46
lock down, virus corona,
ANTARA FOTO/REUTERS/Flavio Lo Scalzo/hp/dj
Lock down di Milan, Italia, Selasa (10/3) untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Indonesia belum akan mengambil kebijakan lock down namun akan meningkatkan deteksi, pencegahan, dan memastikan ketersediaan logistik kesehatan.

Beberapa negara telah melakukan isolasi massal atau lock down bagi aktivitas warganya terkait pencegahan virus corona (Covid-19). Namun, meski jumlah kasus positif Covid-19 yang terus bertambah, Indonesia belum juga menerapkan kebijakan tersebut.

Adapun hingga hari ini, Minggu (15/3), jumlah kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 117 kasus sejak diumumkan 2 Maret lalu, dengan 5 orang meninggal dunia, 8 orang berhasil sembuh, serta 7 orang lainnya diperkirakan akan sembuh. 

Advertisement

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan mengatakan, sejauh ini banyak saran bagi pemerintah untuk melakukan lock down. Namun, menurut dia, kebijakan itu belum akan menjadi pilihan pemerintah yang akan memperkuat pelacakan (tracing) terhadap masyarakat yang diduga terkena virus corona.

"(Kebijakan lock down) ini merupakan diskusi yang bertumbuh. Tapi sampai hari ini belum ada arahan untuk menjadi pilihan dalam konteks keputusan itu," ujar Abetnego pada sebuah acara diskusi di Jakarta, Minggu (15/3).

(Video: Mengapa Pemerintah Tidak Lockdown dari Pandemi Corona)

Apalagi, keputusan melakukan lock down bakal berimbas pada konsekuensi yang perlu dipertimbangkan secara matang, baik secara ekonomi maupun sosial.

Dia mengatakan, pemerintah tengah membangun kesadaran publik untuk membatasi aktivitas dalam jumlah besar sehingga penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok, ini bisa dihentikan. "Secara inisiatif, sebenarnya di beberapa daerah pun sudah melakukan pembatasan termasuk sekolah hingga tempat-tempat publik," ujar Abetnego.

Sependapat dengan Abetnego, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan ada konsekuensi yang sangat besar apabila lock down dilakukan. Sedangkan saat ini Indonesia masih pada fase untuk memperkuat deteksi, pencegahan, serta memastikan tersedianya logistik medis seperti alat pelindung diri (APD).

"Jadi untuk lock down dengan statistik per hari ini dan tingkat penyebaran yang ada sampai hari ini, kami rasa belum perlu melakukannya," ujar Bobby.

(Baca: Antisipasi Covid-19, Jokowi: Saatnya Bekerja & Belajar dari Rumah)

Bobby mencontohkan, beberapa negara yang tidak memilih lock down sebagai opsi kebijakan pemerintahnya seperti Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan. Negara-negara itu menahan pertumbuhan jumlah kasus terinfeksi virus corona salah satunya dengan memperketat tes virus secara massal.

Dia menambahkan, konsekuensi-konsekuensi yang perlu diperhatikan pemerintah terkait lock down yakni tak hanya soal anggaran melainkan juga sosial, seperti penangguhan hak-hak sipil. "Jadi menurut kami, lock down itu adalah opsi yang paling terakhir," ujar Bobby.

Berbeda dengan Abetnego dan Bobby, Anggota Komisi IX DPR Saleh P. Daulay mengatakan bahwa opsi untuk lock down seharusnya tetap harus dibuka. Namun, menurut dia, pemerintah harus mengundang para ahli yang paham tentang virus ini sehingga nantinya keputusan yang diambil pun berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement