BTN Terkendala Pendanaan hingga Lahan untuk Program Satu Juta Rumah
Pemerintah berhasil merealisasikan program satu juta rumah pada 2019, bahkan melampaui target hingga 1.250.000 unit. Adapun 735.000 rumah diantaranya dikontribusikan oleh Bank Tabungan Negara atau BTN, baik yang masih dalam konstruksi, maupun yang sudah disalurkan pembiayaannya.
Meski begitu, Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury mengungkapkan bahwa pihaknya mengaku menemui sejumlah kendala saat membangun rumah program tersebut, salah satunya terkait pendanaan.
"Ada keterbatasan pemerintah dalam memberikan dukungan fiskal, sehingga ada gap sekitar 112 ribu unit rumah murah," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).
Dia menjelaskan bahwa pemerintah hanya memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi sebanyak 271.727 unit rumah. BTN memiliki stok rumah bersubsidi 158.857 unit. Sehingga masih ada sekitar 112.870 unit yang tidak mendapatkan subsidi.
(Baca: Direksi BTN Beberkan Penyebab Rasio Kredit Bermasalah Melonjak)
Meski demikian Pahala menyatakan bahwa BTN akan mencari ruang untuk mendapatkan kuota subsidi tambahan dari pemerintah, yakni dengan melakukan evaluasi kebijakan internal perusahaan. Sehingga kredit rumah bersubsidi tetap bisa disalurkan.
Selain masalah pendanaan, BTN juga menemui kendala dalam ketersediaan lahan untuk perumahan. Menurutnya, saat ini lahan-lahan untuk perumahan dengan lokasi yang strategis sudah semakin terbatas, ini menyebabkan rumah subsidi memiliki lokasi yang semakin jauh dari sentra kegiatan ekonomi.