"Korban" Tragedi 737 MAX, CEO Boeing Dipecat dengan Pesangon Rp 855 M

Happy Fajrian
11 Januari 2020, 14:39
boeing 737 max, ceo boeing, ceo boeing dipecat, kompensasi, dennis muilenberg
ANTARA FOTO/REUTERS/WILLY KURNIAWAN
Sebuah segel terlihat di pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia yang terparkir di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dekat Jakarta, Indonesia, Rabu (13/3/2019).

Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dennis Muilenburg resmi meninggalkan perusahaan setelah dipecat dari posisinya pada Desember 2019 karena dinilai gagal menangani krisis 737 Max yang telah menjatuhkan reputasi pabrikan pesawat terbesar dunia tersebut.

Atas pemecatan ini Muilenberg berhak atas kompensasi dan uang pensiun senilai US$ 62 juta atau sekitar Rp 855 miliar (asumsi kurs Rp 13.800/US$) serta berhak atas saham Boeing yang bernilai US$ 18,5 juta pada penutupan pasar Jumat (10/1).

"Setelah kepergiannya, Dennis menerima tunjangan yang menjadi haknya sesuai dengan kontrak dan dia tidak menerima pesangon atau bonus tahunan 2019," tulis pernyataan resmi Boeing dilansir Reuters, Sabtu (11/1).

Boeing memecat Muilenberg di tengah krisis 737 Max 8 pasca dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 penumpang yakni Lion Air, dan lima bulan kemudian, Ethiopian Airlines. Adapun saat ini pesawat 737 Max telah dilarang terbang di seluruh dunia selama selama 11 bulan.

 (Baca: Usai Kecelakaan Lion Air, CEO Boeing Resmi Dipecat)

Kendati demikian, salah seorang perwakilan keluarga korban yang tewas pada jatuhnya Ethiopian Airlines menyatakan kekecewaannya lantaran Muilenberg masih mendapatkan kompensasi.

"Sangat memilukan hati melihat pria yang bertanggung jawab atas kehilangan kami kami bebas pergi dengan hadiah," kata Zipporah Kuria, yang ayahnya yang berusia 55 tahun dari Kenya meninggal pada kecelakaan kedua.

Muilenberg akan digantikan oleh David Calhoun, mantan eksekutif General Electric Co. yang memiliki spesialisasi dalam membangkitkan perusahaan yang dalam kondisi krisis. Calhoun akan mendapatkan gaji tahunan US$ 1,4 juta dan juga berhak atas kompensasi insentif jangka panjang sebesar US$ 26,5 juta.

Bocoran Pesan Internal Karyawan Boeing Sebut 737 Max Dirancang oleh 'Badut'

Keputusan untuk memberi kompensasi kepada Muilenberg pun tidak lepas dari kontroversi. Pasalnya, sehari sebelumnya, Kamis (9/1), beredar ratusan pesan internal karyawan Boeing yang membongkar kebijakan penghematan Boeing yang agresif.

(Baca: Boeing Setop Sementara Produksi 737-Max Mulai Januari 2020)

Salah satu upaya penghematan tersebut yaitu menghapuskan kewajiban pelatihan simulator bagi pilot untuk beradaptasi terhadap perbedaan 737 NG (Next Generation), generasi pendahulu Max, dan 737 Max. Pasalnya pelatihan ini dinilai mahal dan membutuhkan waktu yang lama.

Boeing kemudian mengganti kewajiban pelatihan simulator dengan hanya pelatihan simulasi komputer bagi pilot karena menilai 737 Max mirip dengan pendahulunya 737 NG.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...