Arahan Jokowi Tekan Defisit Neraca Dagang: Kilang Minyak, Lifting, B30

Dimas Jarot Bayu
11 November 2019, 17:07
jokowi, defisit neraca perdagangan,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6). Presiden Jokowi memiliki strategi untuk menekan defisit neraca perdagangan salah satunya dengan membangun kilang-kilang minyak untuk menurunkan defisit migas.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar pembangunan kilang dapat menjadi prioritas pemerintah saat ini sebagai upaya untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.

“Saya mengingatkan lagi agar para menteri konsentrasi, ada langkah terobosan untuk mengurangi angka impor kita, baik itu impor BBM yang menjadi penyumbang defisit terbesar. Oleh sebab itu pembangunan kilang harus menjadi prioritas,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/11).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 160,5 juta pada September 2019. Meski secara kumulatif, defisit neraca perdagangan periode Januari-September 2019 turun 49% menjadi US$ 1,95 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 3,82 miliar.

Defisit neraca dagang ini salah satunya disumbang oleh impor migas yang tinggi, yang nilainya mencapai US$ 1,59 miliar. Sedangkan, ekspor migas nasional hanya mencapai US$ 830,1 juta. 

(Baca: Impor dari Tiongkok Tinggi, Neraca Dagang Nonmigas RI Defisit US$ 14 M)

Selain itu, Jokowi meminta agar lifting minyak dalam negeri dapat ditingkatkan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting migas hingga September 2019 sebesar 1,8 juta barel setara minyak per hari (boepd).

Capaian tersebut hanya 89 persen dari target APBN tahun ini sebesar 2 juta boepd. Rinciannya, lifting minyak sebesar 745 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,05 juta boepd. “Lifting produksi minyak dalam negeri juga harus kita tingkatkan,” ucap Jokowi.

Kepala Negara juga meminta agar pengolahan energi baru terbarukan (EBT) dapat semakin didorong. Jokowi ingin agar rencana kebijakan mencampur 30% minyak nabati pada Solar (B30) bisa segera terlaksana.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...