Perang Dagang Meluas ke UE, Menteri Enggar Khawatir Ekspor Terganggu
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan meluasnya perang dagang Amerika Serikat (AS) hingga ke Uni Eropa (UE) dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi kedua kawasan tersebut dan pada akhirnya berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Enggar pun mengkhawatirkan perluasan perang dagang tersebut dapat berpengaruh pada ekspor Indonesia ke dua kawasan tersebut. Menurut dia, penurunan pertumbuhan global akan berdampak pada pembentukan titik keseimbangan baru bagi Indonesia karena adanya kenaikan tarif pada sejumlah produk yang berdampak pada daya beli.
"Jadi kalau ekonomi Eropa terganggu, daya beli mereka untuk membeli barang dari Indonesia akan terganggu," kata dia di Batu, Malang, Kamis (3/10) malam.
Ia menambahkan, ekonomi AS saat ini sudah mengalami penurunan yang terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur AS yang turun ke posisi terendahnya sejak krisis. PMI manufaktur AS September 2019 turun dari 49,1 ke 47,8, atau terendah sejak Juni 2009. Adapun angka PMI di bawah 50 menunjukkan adanya penurunan aktivitas di sektor tersebut.
(Baca: Ekonomi Global Diprediksi Makin Lesu, Bagaimana Nasib Indonesia?)
Sementara, AS juga berpotensi menghadapi kenaikan harga pada produk-produk di dalam negerinya sebagai dampak dari perang dagang yang tidak kunjung selesai.
Oleh karena itu, Enggar menegaskan bahwa ekspor Indonesia harus ditingkatkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman perlambatan global. Apalagi, ekspor meenyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 17,61% pada triwulan II 2019.
Bila ekspor turun, Enggar memperkirakan akan terjadi krisis finansial. Kementerian Perdagangan pun akan mengawasi kinerja ekspor selama triwulan terakhir tahun ini.