Koalisi Prabowo Bubar, PAN dan Demokrat Tak Buru-Buru Gabung Jokowi

Ameidyo Daud Nasution
29 Juni 2019, 14:48
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berfoto bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) usai menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta,
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berfoto bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) usai menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019). Prabowo-Sandiaga menyampaikan pidato kebangsaan dengan tema \"Indonesia Menang\" yang merupakan tagline visi dan misinya.

Dua partai politik yakni Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) belum terburu-buru menentukan langkah apakah akan bergabung dengan koalisi Joko Widodo atau tidak usai Koalisi Adil Makmur bubar.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Wakil Sekretaris Jenderal PAN Faldo Maldini hari Sabtu (29/6). Syarief mengatakan bahwa perjalanan menuju pelantikan Jokowi sebagai Presiden masih panjang yakni bulan Oktober mendatang.

Dia menjelaskan, ruang komunikasi politik terakhir baru akan terbuka usai pelantikan anggota parlemen baru yang jatuh sebelum presiden dilantik Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). "Perjalanannya masih panjang, sampai Oktober," kata dia dalam sebuah diskusi politik di Jakarta, Sabtu (19/6).

Meski demikian, Syarief mengaku ruang bergabung dengan Jokowi masih ada asalkan suara internal partai mendukung hal tersebut. Dia mengatakan saat ini analisa internal akan dilakukan oleh partai berlambang mercy tersebut. "Tergantung supply and demand kalau bagus dan cocok menjanjikan maka baru ada supply (pasokan dukungan)," kata Syarief.

(Baca: Koalisi Parpol Pengusung Prabowo-Sandi Resmi Bubar)

Sedangkan Faldo Maldini mengakui meski ada suara internal PAN yang menginginkan partai tersebut menjadi oposisi, namun ada juga banyak suara yang ingin PAN bergabung dengan pemerintahan mendatang.

Oleh sebab itu dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Juli mendatang, partai berlambang matahari terbit tersebut akan mengambil sikap politik ke depannya. "Kami harus akomodasi suara pengurus hingga tiap Ranting," kata Faldo.

Meski demikian, Faldo mengatakan nilai-nilai perjuangan PAN yang sebelumnya dititipkan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiga Uno berhak diambil kembali untuk dititipkan kepada pihak lain.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...