Kreditur Bank BUMN Setujui Skema Restrukturisasi Utang Krakatau Steel

Image title
17 Juni 2019, 20:04
krakatau steel, restrukturisasi utang,
Arief Kamaludin | Katadata
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah melakukan penandatangan perjanjian restrukturisasi utang alias master restructuring agreement (MRA) dengan kreditur bank plat merah.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah melakukan penandatangan perjanjian restrukturisasi utang alias master restructuring agreement (MRA) dengan kreditur bank plat merah. Bank milik negara yang telah setuju dengan skema restrukturisasi utang Krakatau Steel yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI.

"Untuk bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) sudah tanda tangan MRA. Sekarang sedang finalisasi dengan bank swasta nasional maupun bank swasta asing," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim di kantornya, Jakarta, Senin (17/6).

Advertisement

Namun, Silmy belum bisa menjabarkan skema dalam perjanjian restrukturisasi tersebut karena masih terkait dengan negosiasi yang tengah mereka lakukan dengan pihak bank-bank swasta. "Ada hal-hal yang kami tidak bisa bicarakan kalau masih dalam proses negosiasi," kata Silmy.

Menurut Silmy, masih berlangsungnya negosiasi dengan bank-bank swasta bukan karena ada kendala, namun hanya bagian dari proses saja karena ada beberapa bank yang perlu bertemu satu per satu. Dia mengaku pernah melakukan pertemuan dengan kreditur-kreditur tersebut dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beberapa waktu yang lalu.

(Baca: Negosiasi Masalah Utang Rp 35 T Krakatau dengan 17 Bank Hampir Rampung)

Keterlibatan pihak kementerian dalam proses negosiasi tersebut karena menyangkut kepentingan nasional, dalam hal ini industri baja. Sehingga going concern industri ini memiliki masa depan yang baik. "Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan antara peran pemerintah, perbankan, dan industri," ujar Silmy.

Dia menargetkan, proses perjanjian terkait restrukturisasi utang-utang Krakatau Steel dapat dicapai pada Juni ini yang menyisakan sekitar 2 minggu lagi. Untuk itu, Silmy belum bisa memberikan prognosa terkait kinerja keuangan Krakatau Steel tahun ini. Namun, setelah perjanjian terkait restrukturisasi utang, Silmy mengatakan baru bisa melakukan proyeksi.

"(Proyeksi pendapatan dan laba bersih 2019) ini kan tergantung dari beberapa hal, seperti restrukturisasi utang. Sehingga sampai Juni, saya masih perlu memfinalkan restrukturisasi utang dengan perbankan," kata Silmy.

Krakatau Steel tercatat memiliki utang sebesar US$ 2,49 miliar atau sekitar Rp 35,1 triliun (dengan kurs Rp 14.000 per US$) pada 2018. Dari jumlah tersebut, utang ke Bank Mandiri sekitar Rp 4 triliun yang terdiri dari kredit jangka pendek senilai Rp 380 miliar dan US$ 225,6 juta.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement