Bisnis Unilever Tak Terpukul Covid-19, meski Penjualan Tak Maksimal

Image title
6 Juni 2020, 09:55
unilever, dampak covid 19, dampak pandemi corona
Arief Kamaludin|KATADATA
Unilever mengakui bisnisnya, meski tak maksimal, tak terdampak pandemi covid-19. Sedangkan emiten konsumer lain pendapatannya turun hingga lebih dari 25%.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meyakini bahwa pertumbuhan penjualan dan laba bersihnya bisa lebih tinggi seandainya tidak ada pandemi Covid-19. Meski begitu, Unilever menyatakan bahwa kelangsungan usahanya tidak terdampak Covid-19.

Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (5/6), manajemen Unilever mengatakan bahwa perusahaan masih mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 4,6% dan pertumbuhan laba sebesar 6,5% pada triwulan I 2020.

Advertisement

"Sebagai langkah antisipasi pandemi Covid-19, perusahaan memiliki 5 fokus utama yaitu people, supply, demand, community, dan cash, sehingga diharapkan Unilever dapat terus tumbuh dan melayani kebutuhan masyarakat Indonesia," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi, dikutip Jumat (5/6).

Meski begitu, emiten sektor konsumsi yang fokus pada bisnis kosmetik dan keperluan rumah tangga lainnya, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), mengaku terdampak oleh pandemi Covid-19 ini dan terpaksa membatasi operasionalnya.

(Baca: Pandemi Corona Buat Emiten Ritel Lesu, Berikut Rekomendasi Sahamnya)

Manajemen Mandom mengaku bahwa kegiatan produksi di dua lokasi pabrik miliknya masih berjalan walaupun ada beberapa pembatasan. Pembatasan itu seperti seperti menerapkan sistem kerja dari rumah (WFH) dan sistem Switch Working Location (SWL), sesuai dengan himbauan PSBB dari pemerintah setempat.

Produsen alat kosmetik bermerk Johnny Andrean dan Gatsby ini mengaku kendala lain yang dihadapi adalah pengurangan kegiatan marketing dan promosi. Pasalnya, kegiatan penjualan terbatas sejalan dengan pusat perbelanjaan yang mengurangi jam atau bahkan menutup total.

Hal tersebut tentu mengganggu kinerja Mandom karena operasional yang dibatasi tersebut berkontribusi sekitar 25% terhadap total pendapatan perusahaan tahun lalu. Namun, periode Maret-April ini, perusahaan memperkirakan pendapatannya turun 25-50% dan laba bersihnya mungkin turun lebih dari 75%.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement