Menilik Potensi Biodiesel & Energi Listrik Untuk Turunkan Emisi Karbon

Happy Fajrian
7 Januari 2021, 20:24
energi alternatif, biodiesel, emisi karbon,
KATADATA/Arief Kamaludin
Bahan Bakar Nabati atau biodiesel dengan campuran diatas 20% hingga 100% (B20-B100).

Sumber energi alternatif seperti biodiesel dan tenaga listrik disebut sebagai sumber energi ramah lingkungan karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil. Penggunaannya diharapkan bisa mengurangi produksi emisi di sektor transportasi.

Namun Koaksi Indonesia mengklaim penggunaan sumber energi alternatif seperti biodiesel dan listrik tidak sepenuhnya menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini karena untuk memproduksi bahan dua jenis energi tersebut juga menghasilkan emisi yang tidak sedikit.

Koordinator Manajemen Keilmuan Koaksi Indonesia Ridwan Arif mengatakan bahwa energi biodiesel berbahan sawit menghasilkan emisi yang signifikan di proses hulu. Emisi dari proses memproduksi sawit tergantung pada jenis lahan yang digunakan.

“Kalau pakai lahan gambut, tentu emisinya akan lebih tinggi dibandingkan emisi yang dihasilkan minyak solar itu sendiri,” ujar Ridwan dalam media briefing Koaksi Indonesia bertajuk ‘Posisi Biodiesel dalam Transisi Energi di Sektor Transportasi’, Kamis (7/1).

Dia pun berharap ada kajian yang sama untuk mengukur produksi emisi dari energi berbasis listrik untuk memastikan apakah di sektor hulu ada bahan bakar alternatif yang benar-benar menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil.

Saat ini kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional mencapai 1,3 -1,4 juta barel per hari (bph), sedangkan kapasitas produksi hanya sekitar 700-800 ribu bph. Artinya hampir separuh kebutuhan BBM nasional dipenuhi melalui impor.

Sektor transportasi pun berkontribusi hingga 27% terhadap produksi gas rumah kaca di Indonesia. Emisi karbon berdampak negatif pada kesehatan manusia yang menyebabkan kematian dini 44 ribu jiwa sepanjang 2018, dan menyebabkan kerugian negara hingga Rp 154 triliun dari sektor kesehatan.

Senada dengan Ridwan, Associate and Country Coordinator in IISD’s Energy Program, Lucky Lontoh, mengatakan bahwa jika biodiesel disandingkan dengan BBM yang memiliki oktan (RON) yang sama, maka emisi biodiesel lebih bersih.

Namun itu jika produksi biodiesel yang menggunakan sawit tidak membuka lahan baru yang akan mengurangi kemampuan alam Indonesia untuk menangkal emisi dari kegiatan ekonomi.

“Kalau itu terjadi di Indonesia, perimbangannya akan beda, biodiesel itu tidak akan lebih bersih daripada yang mau digantikan, tapi akan merusak,” ujar dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...