Pfizer, Apple hingga Facebook Dukung Pemakzulan Trump
Kalangan pengusaha di Amerika Serikat (AS) mendukung langkah anggota perwakilan AS (US Representatives) yang akan memakzulkan Presiden Donald Trump, pasca-kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol, Washington, pada Rabu (6/1).
Kepala Eksekutif National Association of Manufacturers, Jay Timmons, mengatakan bahwa Trump telah mendorong aksi kekerasan dalam upayanya untuk mempertahankan kekuasaan. Siapapun pejabat publik yang membela Trump telah melanggar konstitusi, menolak demokrasi dan lebih memilih anarki.
“Wakil Presiden (Mike) Pence yang dievakuasi dari Capitol, harus secara serius mempertimbangkan bekerja sama dengan kabinet untuk memohon amendemen ke 25 konstitusi demi melestarikan demokrasi,” ujar Timmons seperti dilansir Reuters, Kamis (7/1).
National Association of Manufacturers meripakan asosiasi produsen di AS yang menaungi 14.000 perusahaan termasuk di antaranya Exxon Mobil Corp., Pfizer Inc., dan Toyota Motor Corp.
Adapun amendemen ke-25 konstitusi AS menyatakan bahwa wakil presiden dapat dilantik menjadi presiden, bukan pelaksana tugas atau acting presiden, jika presiden meninggal, mengundurkan diri, atau dimakzulkan/dicopot dari jabatannya.
Trump sebenarnya masih memiliki waktu 14 hari sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Januari mendatang. Namun dia dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan di Gedung Capitol yang memaksa kongres menunda pengesahan kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris.
Kerusuhan di Gedung Capitol dipicu oleh Trump yang sebelumnya telah menegaskan akan menolak proses transisi kekuasaan yang damai jika dia kalah secara tidak adil. Dia pun berulang kali menyampaikan klaim tidak berdasar dan tanpa bukti yang kuat bahwa telah terjadi kecurangan pemilu.
Kelompok bisnis lainnya, seperti dilaporkan Reuters, juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait pemakzulan Trump. Berdasarkan pasal empat amendemen ke 25 konstitusi AS, wakil presiden dan anggota kabinet dapat menyatakan secara tertulis bahwa presiden sudah tidak dapat menjalankan tugas sesuai jabatannya.
Pimpinan-pimpinan sejumlah perusahaan terbesar di AS yang tergabung dalam The Business Roundtable, menyatakan bahwa kerusuhan yang terjadi di Washington merupakan hasil dari upaya pembatalan hasil proses demokrasi yang sah.
Beberapa pimpinan perusahaan terbesar di AS juga menyampaikan dukungannya untuk meminta pertanggung jawaban dari mereka yang menyebabkan kerusuhan. Seperti Chief Executive Officer Apple Inc. Tim Cook yang mengatakan bahwa transisi kekuasaan harus terus dilanjutkan.
“Dan mereka yang menyebabkan kekacauan ini harus dimintai pertanggungjawaban,” ujar Cook seperti dikutip Reuters.
Chairman dan CEO JPMorgan Chase Jamie Dillon mengatakan bahwa para Trump memiliki tanggung jawab untuk mengakhiri aksi kekerasan, menerima hasil pemilu, dan mendukung transisi kekuasaan yang damai seperti yang telah terjadi selama ratusan tahun di AS.
Bahkan Steve Schwarzman, CEO Blackstoten Group, ikut mengecam kerusuhan yang dipicu oleh pernyataan dalam pidato Trump. Padahal Schwarzman merupakan salah seorang pendukung Donald Trump.
“Pemberontakan yang mengikuti pernyataan presiden hari ini mengerikan dan merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai demokrasi yang kita junjung tinggi sebagai orang Amerika. Saya terkejut dan ngeri dengan upaya para gerombolan ini untuk merusak konstitusi,” kata dia.
Kecaman juga datang dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Pada sebuah pesan internal perusahaan, Zuckerberg mengatakan bahwa Amerika membutuhkan pimpinan yang dapat menjadi teladan, dan mengutamakan negara.
“Kami menghapus video terbaru Presiden Trump yang menyatakan dukungannya kepada orang-orang yang menyebabkan aksi kekerasan,” kata dia.
Adapun anggota senat dan parlemen melanjutkan proses sertifikasi hasil pemilu kemenangan Joe Biden-Kamala Harris. “Kepada mereka yang membuat kekacauan di Capitol hari ini, kalian tidak menang,” kata Wakil Presiden AS Mike Pence yang diminta Trump untuk hadir pada rapat tersebut.