Kementan Sebut Harga Pupuk Naik karena Dana Subsidi Susut Rp 4,6 T

Image title
19 Januari 2021, 08:06
subsidi pupuk, pupuk bersubsidi, kementerian pertanian, anggaran subsidi
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc.
Petani menebar pupuk di areal sawah desa Brondong, Kecamatan Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021).

Haga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi naik dari Rp 300 menjadi Rp 500 per kilogram (kg). Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan kenaikan tersebut dipicu oleh turunnya anggaran subsidi pupuk tahun 2021 hingga sebesar Rp 4,6 triliun.

Anggaran subsidi pupuk tahun 2021 ditetapkan sebesar Rp 25,28 triliun dengan volume sebanyak 7,2 juta ton. Sementara tahun lalu, anggaran sebesar Rp 29,76 triliun dengan volume 8,9 juta ton.

Advertisement

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menyebutkan, kenaikan HET pupuk bersubsidi juga berdasarkan usulan petani melalui Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) kepada Kementerian Keuangan.

"Ketika rapat di Kemenko, kami bacakan bahwa dalam kesimpulan tersebut Komisi IV setuju untuk menaikkan HET untuk menambah volume," kata Sarwo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR, Senin (18/1).

Dia melanjutkan, kenaikan harga juga bertujuan untuk meminimalisir kesenjangan harga pupuk bersubsidi dan nonsubisidi. Di samping itu, HET pupuk bersubsidi juga tidak mengalami kenaikan sejak 2012, sedangkan harga pokok produksi (HPP) gabah hampir setiap tahun naik.

Kenaikan HET ini merupakan salah satu upaya Kementan dalam menutup kekurangan anggaran pupuk bersubsidi tahun ini. Kementan mencatat kekurangan anggaran untuk alokasi pupuk bersubsidi secara rata-rata mencapai Rp 7,3 triliun.

Meski demikian, Ketua Komisi IV DPR, Sudin, menyayangkan kebijakan untuk menaikkan HET pupuk bersubsidi ditengah pandemi Covid-19. Menurut dia, kenaikan tersebut dilakukan tanpa komunikasi dengan komisi IV.

“Sekarang harga naik, pupuk langka. Sebelumnya Komisi IV telah mengingatkan, kebutuhan pupuk harus dilakukan secara cermat. Begitu pun dengan mekanisme penyaluran kartu tani,” ujar Sudin.

Ia mengatakan, saat ini terdapat daerah yang mengalami kelangkaan pupuk. Jumlah petani pun masih jauh dari eRDKK. Sudin memberi contoh, jumlah petani di Lampung mencapai 687.000 orang, namun yang sudah menerima subsidi pupuk hanya 55.000 orang.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement