PT KAI Keberatan Lepas Kereta Commuter ke MRT Jakarta

Image title
20 Januari 2021, 18:17
akuisisi kci, mrt jakarta, kai,
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
KRL Commuter Line melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Pejompongan, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Rencana MRT Jakarta mengakuisisi Kereta Commuter Indonesia (KCI) menuai sorotan. Kereta Api Indonesia (KAI) keberatan jika harus melepas entitas anaknya itu kepada MRT Jakarta. Pasalnya jika itu terjadi, KAI akan kehilangan alokasi anggaran public service obligation (PSO)-nya.

Direktur Keuangan KAI Salusra Wijaya mengatakan bahwa hilangnya PSO akan sangat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Apalagi KCI berkontribusi hingga 30% terhadap pendapatan KAI.

Advertisement

"KAI memiliki tanggungan dalam merawat aset. Karena itu, hilangnya PSO akan berakibat pada pengeluaran maupun pemasukan perusahaan. Tanpa landasan hukum yang kuat, tanpa ada kejelasan model bisnis, (akuisisi) akan sulit dilakukan,” kata Salusra dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (20/1).

Dia khawatir jika akuisisi terjadi, karyawan bisa mengundurkan diri dengan perubahan hak dari pemegang saham

Senada, Ketua Institut Studi Transportasi (Intran) Darmaningtyas mengatakan akuisisi akan menyebabkan perubahan PSO. "Hal ini dapat membuat subsidi untuk penumpang berkurang. KAI akan menciut karena jumlah penumpangnya berkurang. Akhirnya secara korporasi juga mempengaruhi eksistensi KAI,” ujar dia.

Oleh karena itu, dia menekankan agar transformasi ini perlu dilakukan dengan hati-hati. "Masing-masing pihak harus membuka diri untuk berkolaborasi," kata Darmaningtyas.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang menambahkan, terdapat ancaman dan kelemahan jika kedua perusahaan dileburkan, selain hilangnya alokasi PSO karena kedua perusahaan akan berganti status menjadi badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta.

"Beberapa diantaranya seperti pemborosan biaya investasi dan modal kerja, apabila membentuk korporasi baru. Sementara biaya pemeliharaan pelayanan mahal. Lebih baik fokus pada pelayanan integrasi transportasi publik," ujarnya.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan keinginan akuisisi karena adanya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) hampir Rp 20 triliun.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement