Tujuh Mitos Vaksin Corona yang Telah Dibantah Ahli Kesehatan Dunia

Happy Fajrian
23 Januari 2021, 11:21
vaksin virus corona, mitos vaksin corona,
ANTARA FOTO/REUTERS/Eric Gaillard/HP/dj
Eric Gaillard Warga lansia menunggu pembukaan pusat vaksinasi virus corona (COVID-19) di Nice, Prancis, Jumat (22/1/2021).

Keraguan terhadap vaksin virus corona hingga penolakan secara terang-terangan terhadap vaksinasi semakin mengemuka beberapa waktu terakhir. Publik tidak hanya mempertanyakan soal efikasi dan efektivitas vaksin, tapi juga cara pengembangan dan keamanannya.

Pengembangan vaksin yang begitu cepat, hanya sekitar satu tahun sejak pandemi corona dimulai pada awal 2020, menjadi penyebab utama keraguan dan penolakan masyarakat. Disinformasi pun bermunculan yang semakin membuat publik ragu untuk menerima vaksinasi.

Advertisement

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa keraguan terhadap vaksin ke dalam 10 besar ancaman terhadap kesehatan global pada 2019. “Vaksinasi bisa mencegah kematian 2 – 3 juta orang setahun, bahkan hingga 4,5 juta orang jika akses global terhadap vaksin ditingkatkan,” tulis WHO seperti dikutip CNBC, Sabtu (23/1).

Terkait dengan vaksin Covid-19, para ahli kesehatan dan pejabat kesehatan publik menyatakan bahwa upaya melawan disinformasi (informasi yang salah untuk menyesatkan orang lain) dan misinformasi (informasi salah dan tidak akurat) sangat krusial.

Berikut adalah 7 mitos atau disinformasi seputar vaksin virus corona yang telah dibantah oleh ahli kesehatan:

1. Vaksin Covid-19 tidak aman karena pengembangannya terlalu cepat

Vaksin virus corona yang telah didistribusikan saat ini telah melalui serangkaian tes dan uji klinis yang melibatkan ribuan orang relawan. Vaksin sebelumnya diujicobakan ke hewan.

Perusahaan pengembang vaksin menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas dalam mengembangkan vaksin Covid-19, dan hasil uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif.

Sebelum mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA), vaksin buatan Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Universitas Oxford-AstraZeneca, telah diteliti oleh Food and Drug Adminsitration (FDA) Amerika Serikat (AS), European Medicines Agency, dan Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris.

Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 95%, Moderna 94,1%, dalam mencegah infeksi Covid-19 parah. Sedangkan vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki efikasi 70%.

Direktur MHRA June Raine menegaskan bahwa tidak ada jalan pintas yang diambil ketika Inggris  memberikan EUA vaksin Pfizer-BioNTech dan menjadi negara pertama yang memvaksinasi warganya pada Desember 2020.

“Para ahli telah bekerja keras sepanjang waktu, menganalisis secara cermat seluruh data yang ada,” kata Raine, seperti dikutip CNBC.

2. Vaksin Corona dapat mengubah DNA manusia

Vaksin virus corona yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna dikembangkan menggunakan metode mRNA yang menginstruksikan sel dalam tubuh manusia dalam menciptakan protein yang dapat memicu kekebalan. mRNA tidak dapat menembus inti sel di mana DNA berada.

“Ini artinya mRNA tidak dapat mempengaruhi atau berinteraksi dengan DNA kita. Sebaliknya vaksin Covid-19 mRNA bekerja dengan sistem imun tubuh dalam menciptakan kekebalan terhadap penyakit,” kata CDC AS. Setelah itu mRNA akan disingkirkan oleh sistem imun yang sudah terbentuk.

3. Vaksin Corona dapat mempengaruhi kesuburan

Kaum wanita khawatir vaksin dapat mempengaruhi tingkat kesuburan mereka dalam memperoleh keturunan. Ini dipicu banyaknya informasi yang salah/tidak akurat yang beredar secara daring atau online.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement