GMF Aero Asia Tak Kendur Merawat Pesawat meski Tertekan Pandemi
Aspek perawatan pesawat menjadi sorotan di tengah masa pandemi Covid-19. Setelah industri penerbangan mulai beroperasi kembali, maskapai harus memastikan pesawatnya dalam kondisi prima dan layak terbang walau selama beberapa bulan terparkir di hanggar imbas dihentikannya penerbangan di masa pandemi corona.
Terkait hal tersebut, maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia memastikan bahwa pemeliharaan pesawat tetap menjadi perhatian, walaupun pesawat tidak terbang imbas pembatasan Covid-19.
“Kami tetap menjalani prolong inspection yang ditetapkan produsen manufaktur selama pandemi. Prolong inspection tetap dilakukan meski pesawat dalam keadaan tidak terbang akibat pandemi,” kata Direktur Utama Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, I Wayan Susena, Minggu (24/1).
Dia menegaskan bahwa masa pandemi Covid-19 tidak membuat perusahaan lalai dalam memperhatikan jadwal pemeliharaan armada pesawat Garuda Indonesia Group, juga beberapa maskapai lainnya yang bekerja sama untuk perawatan pesawat.
Wayan menjelaskan bahwa prolong inspection dilakukan pada beberapa aspek, seperti mesin, kabin, hingga sistem pesawat dengan tujuan menjaga pesawat tetap layak terbang, sesuai dengan manual masing-masing pesawat.
Pengecekkan dan perawatan dilakukan agar saat pesawat kembali mengudara, pengguna dapat merasa nyaman dan aman serta pesawat akan dipersiapkan dalam 2-3 hari, sebelum siap kembali mengudara.
"Jadi, pesawat akan kita ambil dari storage 2-3 hari sebelumnya. Kita cek semua, baik dari mesin, kabin hingga sistemnya. Hal ini kami lakukan agar pesawat itu tetap aman dan nanti pada saat dipakai sudah laik," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan bahwa pihaknya tetap konsisten dalam melakukan perawatan pesawat. Hal tersebut tetap dilakukan meski dalam masa pandemi Covid-19 membuat banyak pesawat tidak dioperasikan karena menurunnya penumpang.
"Konsistensi ini dijalankan sesuai dengan standar keselamatan manufaktur pesawat dan regulasi keselamatan penerbangan. Garuda Indonesia mengupayakan hal tersebut secara menyeluruh dan berlapis. Hal tersebut harus dilakukan dalam menjalankan prosedur inspeksi dan perawatan armada secara komprehensif," katanya.
Irfan mengungkapkan bahwa hal tersebut juga sejalan dengan upaya menghadirkan pengalaman penerbangan yang aman dan nyaman serta yang terutama keselamatan penumpang.
Dia menegaskan, Garuda Indonesia senantiasa mengedepankan komitmen keselamatan sebagai prioritas utama dalam seluruh lini operasionalnya.
Penumpang Tak Hanya Beli Jasa, Tapi Juga Keselamatan
Pakar penerbangan, Prof. Dr. Ahmad Sudiro mengatakan perawatan armada yang optimal menjadi salah satu komponen yang harus dilakukan oleh operator maskapai. Pasalnya jaminan keselamatan mutlak menjadi hak penumpang saat mereka membeli tiket pesawat.
“Akibatnya, seluruh biaya operasional yang ada pada maskapai itu pada akhirnya dibebankan pada konsumen, sehingga tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah saat ini ada perhitungan biaya per kilometernya dan termasuk di dalamnya ada biaya perawatan untuk armada yang digunakan,” ujarnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa selain membeli jasa, penumpang juga membeli rasa aman dan nyaman selama penerbangan. Menurut Dekan dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara ini keselamatan memerlukan biaya yang tidak murah.
“Terlebih lagi dengan tarif full service, selain dengan memberikan pelayanan yang terbaik maka faktor keselamatan akan lebih diutamakan," kata Ahmad.
Aviation Safety Network (ASN) mencatat sebanyak 104 kecelakaan penerbangan sipil terjadi di Indonesia sepanjang periode 1945-2020. Jumlah itu menjadi kedelapan terbanyak di dunia, sedikit lebih tinggi dari Meksiko (101 kecelakaan) dan India (95 kecelakaan). Simak databoks berikut:
Oleh karena itu dia meyakini bahwa bahwa maskapai yang mengenakan tarif full service kepada calon penumpangnya akan sungguh-sungguh memberikan rasa aman. Hal itu dilakukan dengan perawatan armada yang optimal, pengecekan secara berkala dan juga mempercayakan pengoperasian pesawat kepada pilot-pilot yang handal.
Saat ini Ahmad meyakini bahwa maskapai di Tanah Air yang memiliki performa perawatan terbaik masih ada di maskapai Garuda Indonesia. Dengan tarif yang sedikit lebih mahal dari maskapai lain, flight carier negara kita dipastikan memiliki perawatan yang lebih baik untuk operasional armadanya.
"Apalagi Garuda memiliki anak usaha yang fokus pada perawatan pesawat yang sudah kelas dunia yaitu GMF. Karena itu kita harapkan Garuda terus memperhatikan pelayanannya sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada para penggunanya dan tentunya tetap menerapkan zero tolerance untuk masalah perawatan armadanya," katanya.