Ambisi Ford Investasi Mobil Listrik Rp 406 Triliun demi Saingi Tesla
Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor Company berambisi untuk menjadi pemain besar di industri mobil listrik dunia. Demi ambisi tersebut, Ford bakal menginvestasikan sekitar US$ 22 miliar (Rp 308 triliun) untuk pengembangan mobil listrik hingga 2025.
Tidak hanya itu, Ford juga meningkatkan investasinya untuk pengembangan mobil otonom (self driving) dari sebelumnya US$ 4 miliar (Rp 56 triliun) menjadi US$ 7 miliar (Rp 98 triliun). Sehingga total investasi Ford untuk dua mobil masa depan ini mencapai US$ 29 miliar atau sekitar Rp 406 triliun.
Saat ini Ford telah memiliki Mustang Mach-E dalam lini mobil listrik murni baterai, yang dirilis pada Desember tahun lalu. Namun Ford telah berencana merilis dua produk mobil listrik baterai lainnya yang akan dirilis pada 2022 yaitu kendaraan komersil e-Transit dan truk pickup F-150 elektrik.
“Kami mempercepat semua rencana kami, melewati batasan, meningkatkan kapasitas baterai, meningkatkan biaya, dan memasukkan lebih banyak kendaraan listrik ke dalam rencana siklus produk kami,” kata CEO Ford Jim Farley seperti dikutip Forbes, Selasa (9/2).
Farley juga mengatakan bahwa Ford ingin mengembangkan merek kendaraan premiumnya, Lincoln, menjadi mobil listrik. Strategi ini juga diikuti produsen mobil lainnya seperti General Motors yang menargetkan elektrifikasi seluruh mobil premium Cadillac pada 2030.
Hingga saat ini Ford memiliki beberapa merek mobil andalan di lini kendaraan ramah lingkungannya yakni Fusion, Escape Sport, dan Explorer Limited di jenis hybrid, Fusion plug-in hybrid, dan Mustang Mach-E di jenis baterai.
Ford belum mengungkapkan produk mobil listrik lainnya secara lebih spesifik, namun telah berkomitmen untuk membangun pabrik perakitan mobil listrik di Oakvile, sebuah kota di Ontario, Kanada.
Selain Oakvile, Ford juga membangun pabrik perakitan di Cuautitlán, Meksiko, untuk Mach-E; kemudian di Dearborn, Michigan akan memproduksi F-150; dan pabrik perakitan di Kansas City akan memproduksi e-Transit.
Untuk mendukung pertumbuhan penjualan mobil listriknya, Ford juga memperluas jaringan pengisian daya yang tersedia melalui aplikasi Fordpass dari 13.500 menjadi 16.000. Pemilik mobil listrik Ford dapat mengisi daya dan membayarnya melalui aplikasi.
Sementara untuk pengembangan kendaraan otonomnya, Ford bekerja sama dengan Argo AI, perusahaan teknologi kendaraan otonom, melakukan program pengiriman percontohan barang belanjaan dan perlengkapan sekolah secara otonom di Miami.
Ford dan Argo AI sekarang menguji prototipe kendaraan otonom generasi keempat berdasarkan Ford Escape Hybrid yang rencananya akan diluncurkan secara komersial pada 2022 di Miami, Washington DC dan Austin, Texas .
Tesla Penguasa Pasar Mobil Listrik
Ambisi Ford untuk menjadi pemain besar di industri mobil listrik pun tidak mudah. Pabrikan otomotif asal AS ini harus mengalahkan penguasa pasar saat ini, Tesla, dan sejumlah pemain lainnya yang telah lebih dulu terjun ke industri ini.
Menurut data dari EV-Volumes.com, antara Januari – Juni 2020, Tesla menguasai pangsa pasar mobil listrik sebesar 17,95%, diikuti Volkswagen Group 12,6%, dan Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance 9,43%. Selengkapnya dapat dilihat pada databoks berikut:
Dari segi penjualan, mobil besutan Tesla juga menjadi mobil listri paling laris di dunia dengan penjualan lebih dari 365 ribu unit sepanjang 2020. Tesla Model Y juga termasuk dalam jajaran mobil listrik terlaris dengan penjualan lebih dari 80 ribu unit.
Selain Tesla ada mobil listrik buatan pabrikan lainnya seperti Wuling, Renault, Hyundai, Volkswagen, Nissan, Audi, dan dua produsen asal Tiongkok, SAIC dan Great Wall. Selengkapnya dapat dilihat pada databoks berikut:
Namun Ford tidak sendiri. Perusahaan teknologi besutan Steve Jobs, Apple Inc., juga berambisi untuk merambah industri mobil listrik. Apple dikabarkan menyiapkan investasi sebesar US$ 3,6 miliar atau sekitar Rp 50,4 triliun untuk mengembangkan mobil listrik.
Apple disebut akan bekerja sama dengan pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai dan KIA. Namun belum ada perjanjian yang terjalin di antara perusahaan-perusahaan ini.
Menurut analis otomotif Gartner, Michael Ramsey, jika mobil listrik Apple benar-benar terealisasi, maka akan memberikan tekanan kepada penguasa pasar saat ini, Tesla.
“Apple memasuki industri otomotif akan memberikan tekanan pada produsen lainnya untuk meningkatkan kualitas pengalaman konsumen mereka,” kata Ramsey kepada CNBC International, Minggu (7/2).