Gempa Bumi Besar Landa Jepang, Mengguncang Reaktor Nuklir Fukushima
Gempa bumi berkekuatan 7,0 skala magnitudo melanda prefektur Miyagi di bagian timur laut Jepang, pada Sabtu (20/3) pukul 18.26 waktu setempat. Gempa menyebabkan tsunami setinggi 1 meter, melanda daerah yang hancur akibat bencana serupa pada 2011.
Sebelumnya gempa tersebut dilaporkan berkekuatan 7,2 magnitudo. Menurut laporan badan meteorologi Jepang, episenter gempa tersebut berada pada koordinat 141,41 derajat bujur timur dan 38,53 derajat lintang utara, atau 27 km timur laut kota Ishinomaki dengan kedalaman 44 km.
Stasiun berita Jepang, NHK, melaporkan peringatan tsunami dicabut sekitar satu jam setelah gempa terjadi. Gempa ini dilaporkan tidak menimbulkan korban cedera atau kematian. Seluruh layanan kereta cepat shinkansen Tohoku dihentikan.
Sekitar 200 rumah tangga di kota Kurihara, Prefektur Miyagi, kehilangan aliran listrik karena gempa. Guncangan juga dapat dirasakan hingga Tokyo yang berjarak sekitar 400 km di selatan pusat gempa.
Sementara itu Tohoki Electric Power melaporkan bahwa gempa tidak menyebabkan operasional pembangkit nuklir Fukushima Daiichi terganggu. Seperti diketahui, pembangkit nuklir Fukushima hancur pada gempa besar Maret 2011 yang menyebabkan krisis nuklir dan evakuasi massal penduduk.
Juru bicara Tohoku Electric juga menyampaikan tidak ada gangguan pada pembangkit nuklir Onagawa dan fasilitas pembangkit nuklir Daini yang berada di dekat pembangkit Fukushima.
Tidak Berdampak ke Indonesia
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono memastikan bahwa gempa magnitudo 7,0 yang mengguncang Jepang pada Sabtu tidak akan berdampak di Indonesia.
"Masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena gempa Ishinomaki, Jepang ini tidak berdampak di Indonesia," kata Daryono dalam pernyataan tertulis, Sabtu malam.
Menurut Daryono, gempa tersebut memiliki mekanisme sumber berupa sesar naik atau thrust fault yang berasosiasi dengan sumber gempa megathrust pada subduksi Lempeng Pasifik yang menujam ke bawah Jepang.
Dampak gempa itu di Miyagi dirasakan guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI. Tetapi karena struktur bangunan di wilayah tersebut dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa maka hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan.
"Meskipun sebelumnya gempa ini dinyatakan berpotensi tsunami akan tetapi catatan pada tide gauge di Ofunato Station pada Prefektur Iwate menunjukkan tidak terjadi adanya anomali tinggi muka laut, yang artinya tidak terjadi tsunami," ujarnya.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 849 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia sejak 1 Januari-18 Maret 2021. Banjir mendominasi bencana alam dengan 366 kejadian. Sedangkan gempa bumi hanya terjadi sebanyak 16 kejadian. Simak databoks berikut: