Sandiaga Uno Dorong Tempe Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengusulkan tempe menjadi warisan budaya dunia UNESCO. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun tengah mengupayakan hal tersebut.
“Setelah kami mendorong dangdut, tempe akan menjadi ikon selanjutnya,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (24/5).
Ia berharap, dengan ditetapkannya tempe menjadi salah satu warisan budaya dunia UNESCO, dapat mengembangkan produk-produk olahan tempe sebagai salah satu produk ekonomi kreatif kebanggaan bangsa.
“Kami akan mendukung tempe mulai dari ukuran kecil sampai yang seukuran batu bata untuk ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Tentu ini memerlukan tahapan-tahapan yang tidak mudah, tapi akan terus kami upayakan,” ujarnya.
Sandiaga akan mengajak semua elemen, mulai dari pengusaha, asosiasi tempe, komunitas masyarakat, dan peneliti-peneliti. Pemerintah juga akan memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan tempe dalam kegiatan roadshow kuliner dan pariwisata internasional.
“Belajar dari rendang, tempe ini bisa menjadi ikon kuliner kita. Jadi harapannya, sebagai produk ekonomi kreatif, subsektor kuliner ini bisa kita promosikan,” kata Sandiaga.
Sebelumnya, Sandiaga tengah mempersiapkan program khusus untuk memperkenalkan musik dangdut ke kancah internasional. Hal itu ia ungkapkan usai bertemu dengan Hermann Josis Mokalu atau Yosi Project Pop saat berolahraga pagi.
“Bertemu dengan Yosi Project Pop saat sedang berolahraga pagi. Masih ingat dengan lagu Project Pop yang berjudul 'Dangdut ls The Music of My Country'? Saat sedang mengobrol tadi, kami tercetus untuk membuat beberapa kegiatan untuk mendukung musik dangdut,” tulis Sandiaga di akun Instagram pribadinya, Minggu (16/5).
Sandi menambahkan, rencana tersebut sejalan dengan apa yang sedang ia lakukan di Kemenparekraf, yakni mendorong agar musik dangdut menjadi bagian daripada warisan budaya yang diakui UNESCO.
Ia menyebut, potensi musik dangdut sangat besar sebagai modal utama dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf). Industri musik juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru. “Kalau Korea punya K-pop, Jepang Punya J-rock, Indonesia punya dangdut yang juga harus semakin mendunia!” ujarnya.