Satu Calon Mitra Pertamina di Kilang Balikpapan Dikabarkan Mundur
Dua calon mitra Pertamina dalam pengembangan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan dikabarkan mundur. Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno pun mempertaanyakan kebenaran kabar tersebut langsung kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Pasalnya, jika hal tersebut benar terjadi, dia khawatir akan mengancam kelanjutan pengembangan proyek Kilang Balikpapan. Untuk diketahui, kedua perusahaan yang bakal menjadi mitra Pertamina di Kilang tersebut yaitu GIC Limited asal Singapura, serta perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab, Mubadala Investment Company.
"Mohon klarifikasinya. Andai betul ini, bagaimana dampaknya pada pengembangan kilang Balikpapan?" tanya Eddy kepada Nicke dalam rapat dengar pendapat Komisi VII bersama Pertamina, Senin (31/5).
Menanggapi pertanyaan tersebut, Nicke menjelaskan bahwa awalnya proses pemilihan partner di RDMP Balikpapan telah mengerucut ke GIC Pte Ltd dan Mubadala. Namun seiring dengan berjalannya waktu, salah satu dari dua calon mitra tersebut memilih untuk mundur.
Menurut Nicke, mundurnya salah satu calon mitra itu lantaran ada beberapa hal yang belum disepakati dengan Pertamina. Meski demikian, Nicke tak membeberkan secara detail perusahaan mana yang berniat hengkang dari rencana kerja sama tersebut.
"Walaupun belum secara formal (mundur) tapi secara informal salah satu pihak (menyatakan) mundur. Ini secara informal. Salah satu pihak masih berlanjut," ujar Nicke.
Meski berpeluang kehilangan satu calon mitra di proyek tersebut, Nicke mengaku tidak terlalu khawatir. Hal ini lantaran sudah ada penjajakan kerja sama baru dengan Indonesia Investment Authority (INA) yang diharapkan bisa menjadi salah satu equity partner di Balikpapan.
Adapun besaran dana yang ditawarkan dari mitra pembangunan ini mencapai US$ 500 juta. "Jadi kemarin itu porsi equity yang kami buka US$ 500 juta - 1 miliar. Jadi yang kemarin US$ 500 juta kita buka dan bahas," ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina dan Mubadala telah menandatangani perjanjian prinsip atau Refinery Investment Principle Agreement, untuk mengevaluasi lebih lanjut peluang kerjasama investasi di sektor pengolahan migas.
Menurut Nicke penandatangan perjanjian ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dan Mubadala sebagai salah satu investor yang menyatakan minat untuk pengembangan kilang Balikpapan.
“Ini menunjukkan adanya keseriusan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bisnis dalam rangka mempercepat pembangunan RDMP Balikpapan, sebagaimana yang diamanatkan pemerintah kepada Pertamina,” ujar Nicke beberapa waktu lalu.