KAI Aktifkan Kembali Jalur Kereta Barang Jakarta - Surabaya
PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah meresmikan perjalanan kereta barang atau peti kemas dengan rangkaian 10 gerbong berkapasitas 20 TEUs (unit ekuivalen 20 kaki) dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Stasiun Pasoso, Jakarta.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengharapkan, dengan terbangunnya konektivitas jalur kereta api ke Pelabuhan Tanjung Perak tersebut distribusi logistik menjadi lebih efisien.
Integrasi jalur KA dan pelabuhan ini merupakan salah satu wujud implementasi MoU antara KAI dan Pelindo III sebagai induk usaha Terminal Petikemas Surabaya yang dilakukan pada November 2020 lalu.
"Dengan diaktifkannya kembali pengoperasian angkutan logistik kereta api dari dan menuju terminal petikemas ini dapat memberikan nilai lebih untuk industri logistik dan kepelabuhanan nasional sebagai value creator dan membuat lebih kompetitif," ujar Didiek dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6).
Dia menambahkan bahwa reaktivasi jalur kereta api yang terintegrasi dengan Terminal Petikemas Surabaya merupakan tonggak yang sangat penting, selaras dengan visi KAI untuk menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.
Jalur Terminal Petikemas Surabaya menuju Stasiun Kalimas kembali diaktifkan setelah terakhir beroperasi pada 30 Maret 2016. KAI telah melakukan berbagai persiapan sebelum jalur itu dinyatakan laik operasi, di antaranya pembongkaran material yang menutupi jalan rel, penggantian wesel dan bantalan rel baru, dan memperbaiki posisi rel.
Usai diaktifkan kembali, Terminal Petikemas Surabaya memiliki dua jalur kereta api yang masing-masing mampu mengakomodir angkutan KA Barang Petikemas dengan rangkaian 10 GD, sehingga total kapasitas muat Terminal Petikemas Surabaya adalah 20 GD berkapasitas 40 TEUs.
Adapun komoditi yang dilayani di Terminal Petikemas Surabaya, yaitu petikemas multikomoditi ekspor-impor. Dengan terintegrasinya angkutan kereta api dengan pelabuhan ini, maka para mitra angkutan barang KAI dapat melakukan bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak.
Potensi angkutan barang dari wilayah Industri di Jawa Timur diharapkan juga dapat diangkut menggunakan kereta api karena sudah terintegrasi dengan pelabuhan. Misalnya dari Gresik, dimana jumlah potensi angkutan barang menggunakan kereta api dalam satu tahun mencapai 377 ribu ton barang.
Selain itu, dengan terintegrasinya jalur kereta api dengan pelabuhan, maka diharapkan dapat membuat para pelaku logistik semakin tertarik untuk mengangkut barang dengan kereta api.
“Kami berharap semangat sinergi, kolaborasi, dan konektivitas yang terintegrasi ini dapat sustain untuk membangun value added bagi industri logistik dengan cara lebih efisien. Sehingga biaya logistik nasional yang masih sekitar 23-26% secara nasional dapat mendekati negara-negara maju antara 8-12%,” ujar Didiek.