Akuisisi MCTN, PLN Pastikan Harga Jual Listrik Blok Rokan Lebih Murah
PLN memastikan harga jual listrik dan uap untuk keberlangsungan operasi di Blok Rokan akan lebih murah. Perusahaan setrum pelat merah ini resmi mengambil alih pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) di blok migas terbesar di Indonesia itu dari Chevron Standard Limited (CSL).
PLN akhirnya mengakuisisi saham MCTN dari Chevron Standard Limited (CSL). Perjanjian Jual Beli Saham atau Sale & Purchase Agreement (SPA) antara PLN dengan CSL sebagai pemegang mayoritas saham MCTN ditandatangani pada Selasa (6/7).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril mengatakan, pihaknya akan menjaga nilai keekonomian harga jual listrik dan uap ke Blok Rokan. Meski demikian, Bob belum dapat memastikan rincian kisaran harga. "Ini lagi dinegosiasikan harganya, dipastikan lebih rendah," ujar Bob kepada Katadata.co.id, Rabu (7/7).
Menurut Bob sesuai Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap (PJBTLU) antara PLN dan Pertamina Hulu Rokan pada masa transisi, maka besaran harga perlu dibahas kembali. Khususnya dengan patokan berdasarkan besaran nilai akuisisi saham MCTN.
Berdasarkan data SKK Migas sebelumnya, disebutkan tagihan listrik dan uap di Blok Rokan dari MCTN kepada Chevron Pacific Indonesia mencapai US$ 80 juta per tahun hingga 2020. Tagihan ini diteruskan Chevron untuk dibayar negara lewat mekanisme cost recovery.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan bahwa akuisisi MCTN merupakan titik strategis dalam memastikan pasokan listrik dan uap untuk keberlangsungan operasi Blok Rokan.
Dengan adanya akuisisi ini, maka MCTN akan menjadi anak usaha dari PLN. Sehingga pihaknya akan meneruskan pengoperasian pembangkit ini secara jangka pendek selama tiga tahun ke depan pada masa transisi.
"Jangka pendek kami gunakan listrik dari MCTN yang selama ini sudah pasok listrik ke Rokan sambil tiga tahun ini kami menyiapkan listrik dari regional Sumatera," ujarnya dalam acara penandatanganan dengan MCTN secara virtual.
Simak databoks berikut:
Masa layanan PLN untuk melistriki Blok Rokan dibagi menjadi dua tahap. Pertama, masa transisi selama tiga tahun mulai dari 9 Agustus 2021 sampai dengan 8 Agustus 2024. Pada masa transisi ini, PLN akan mengelola pembangkit listrik yang saat ini telah memasok listrik wilayah kerja Rokan.
Kedua, layanan permanen akan diberikan mulai 8 Agustus 2024. PLN akan melakukan interkoneksi sistem Blok Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera, dengan kapasitas 400 megawatt (MW).
Zulkifli menyatakan sumber dana transaksi ini berasal dari internal perusahaan. Namun, dia enggan merinci nilai akuisisi. "Dana untuk akuisisi saham ini adalah dana internal PLN, Insya Allah kami siap untuk danai ini dari sumber dana internal PLN," ujarnya.