Harga Nyaris Tembus US$ 180/Ton, Produsen Batu Bara Ubah Strategi

Image title
9 September 2021, 13:53
batu bara, harga batu bara, produsen batu bara
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

Harga batu bara yang terus melambung membuat produsen batu bara di dalam negeri ramai-ramai mengubah strateginya di sisa tahun ini. Beberapa di antaranya yaitu PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Energy, dan PT Bukit Asam.

Di pasar ICE Newcastle (Australia) harga emas hitam ini tercatat berada di level US$ 176,55 per ton pada Rabu (8/9) atau naik 0,89% dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan harga batu bara nyaris menembus US$ 180 pada Jumat (3/9) di level US$ 179 per ton.

General Manager Legal & External Affairs Arutmin Ezra Sibarani mengatakan pihaknya akan fokus menjaga level produksi yang stabil di tengah kenaikan harga batu bara. "Ini agar pasokan batu bara ke PLN dan pelanggan lainnya tak terganggu," ujarnya kepada Katadata.co.id.

Arutmin sempat masuk dalam daftar 34 produsen batu bara yang terkenasanksi larangan ekspor karena dianggap tidak memenuhi kewajiban pasokan batu bara untuk PLN atau PLN Batu bara periode 1 Januari hingga 31 Juli 2021.

Meski demikian, Kementerian ESDM akhirnya membuka kembali keran ekspor setelah perusahaan memenuhi komitmen penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO). "Sudah sesuai dengan komitmen kontrak kami dengan PLN," katanya.

Sedangkan produsen batu bara pelat merah, Bukit Asam, menyatakan akan menggenjot ekspornya hingga akhir tahun ini untuk menangkap momentum kenaikan harga. Apalagi perusahaan telah memenuhi komitmen pasokan pasar domestik (domestic market obligations/DMO) di paruh pertama tahun ini.

Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam, Fuad Iskandar Zulkarnain menyampaikan perusahaan tak akan melupakan komitmennya terhadap kebijakan batu bara untuk DMO.

"Fokus kami, apalagi momentum harga baik, kami dorong ekspor, dengan tidak melupakan komitmen ke pasar domestik hingga akhir tahun," katanya, Senin (6/9).

Bukit Asam_www.ptba_.co_.id_.jpg
Bukit Asam_www.ptba_.co_.id_.jpg (www.ptba.co.id)

Adapun produksi batu bara PTBA hingga semester I 2021 telah mencapai 13,3 juta ton. Angka tersebut naik 11% jika dibandingkan realisasi produksi batu bara perusahaan di tahun sebelumnya yang hanya 11,3 juta ton.

Hingga Juni 2021, porsi penjualan batu bara domestik Bukit Asam 63% dari total produksi 13,3 juta ton. Ini setara 8,4 juta ton atau sekitar 28% dari total target produksi tahun ini sebesar 30 juta ton. Artinya Bukit Asam telah memenuhi kewajiban DMO-nya dan dapat menggenjot ekspor di sisa tahun ini.

Meski demikian PTBA menargetkan porsi ekspor batu bara tahun ini hanya sebesar 47% dan sisanya 53% untuk pasar domestik. "Jadi secara bulan berjalan, masih ada sejumlah juta ton yang masih perlu kami kirim ke PLN termasuk domestik non-PLN," kata Fuad.

Produsen batu bara lainnya, Adaro Energy, menyatakan akan menyesuaikan produksi dengan perkembangan pasar. Head of Corporate Communication Adaro Febrianti Nadira mengatakan bahwa kegiatan operasi akan berjalan sesuai rencana dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

"Kami akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...