Cadangan Migas RI September Bertambah 521 Juta Barel Setara Minyak

Image title
6 Oktober 2021, 16:40
cadangan migas, skk migas
Pertamina Hulu Energi
Pengeboran migas lepas pantai.

SKK Migas menyampaikan bahwa upaya untuk menambah cadangan migas tahun ini diperkirakan akan melampaui target. Hingga September 2021, capaian reserve replacement ratio (RRR) telah memberikan tambahan cadangan migas sebesar 521 juta barel setara minyak (mmboe).

Jumlah tersebut setara dengan 83,3% dari target penambahan cadangan migas tahun ini sebesar 625 mmboe. Adapun prognosa capaian RRR pada November 2021 akan mencapai sekitar 134%. Penambahan cadangan secara signifikan diperkirakan akan terjadi pada November dan Desember 2021.

SKK Migas memperkirakan setidaknya capaian RRR di akhir tahun adalah sebesar 186%. Jika usulan insentif disetujui Pemerintah, maka capaian RRR tahun 2021 diperkirakan bisa mencapai 240%.

Sebagai informasi, reserves replacement ratio (RRR) adalah perbandingan penambahan cadangan terbukti migas terhadap produksi secara keseluruhan pada relatif tahun tertentu. RRR dapat dinyatakan dalam persen.

Nilai RRR minimal supaya cadangan tidak habis yaitu 100%, yang artinya setiap dilakukan produksi sebanyak 1 satuan berat, ditemukan cadangan baru sebanyak 1 satuan berat pula. Semakin besar nilai RRR, maka semakin besar jumlah cadangan yang dimiliki suatu negara. Simak databoks berikut:

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan bahwa mayoritas pembahasan plan of development (POD) lapangan migas berlangsung lancar dan akan rampung bulan ini.

Hanya sedikit POD yang masih dibahas karena membutuhkan persetujuan dari operator. Seperti wilayah kerja Pertamina Group sebagian masih dalam pembahasan di sub holding hulu, sedangkan lainnya masih membutuhkan persetujuan insentif dari pemerintah.

"Jika semuanya berjalan lancar maka diperkirakan di akhir tahun ini RRR bisa mencapai 240%. POD yang masih dalam proses pembahasan tersebut akan memberikan tambahan cadangan migas yang sangat besar," kata Benny dalam keterangan tertulis, Rabu (6/10).

Benny menilai salah satu strategi peningkatan produksi migas yakni upaya mempercepat resource to production (R to P). Keberhasilan pembahasan POD tidak hanya berdampak pada capaian RRR, tetapi juga langkah penting untuk upaya mencapai target produksi 1 juta barel minyak dan gas 12 bscfd gas pada 2030.

Usulan POD yang masih membutuhkan dukungan insentif dan akan memberikan tambahan cadangan migas yang besar di sisa waktu tahun ini diantaranya meliputi, Jindi South Jambi B Co sebesar 233,6 mmboe, OPHIR Indonesia (Bangkanai) LTD 150,9 mmboe.

Kemudian, Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) 149,5 mmboe dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) 273,8 mmboe. Total keseluruhan potensi tambahan cadangan migas yang membutuhkan dukungan insentif mencapai sekitar 938 mmboe.

Terkait peningkatan produksi migas nasional, Benny menyampaikan POD yang berpotensi memberikan tambahan cadangan migas yang besar dan membutuhkan insentif berasal dari wilayah kerja yang saat ini sudah berproduksi.

Pengajuan POD oleh KKKS di blok yang sudah beroperasi menunjukkan masih besarnya potensi migas yang ada di blok tersebut.

"Seiring dengan semakin sulitnya mendapatkan migas di daerah tersebut yang membutuhkan lebih banyak kegiatan pengeboran dan lainnya, maka untuk mendapatkan tingkat keekonomian yang wajar dibutuhkan dukungan insentif untuk dapat direalisasikan," katanya.

Pemberian insentif sektor hulu migas sepanjang 2020 sampai Agustus 2021 telah memberikan kontribusi positif bagi negara dan peningkatan daya saing industri nasional. Pelaksanaan insentif hulu migas memberikan tambahan pengembangan lapangan minyak dan gas melalui persetujuan POD dan sejenisnya serta pemutakhiran cadangan.

Dampak positif yang dihasilkan dari insentif tersebut antara lain penambahan cadangan minyak dan gas sebesar 465,5 MMBOE dan penambahan penerimaan negara sekitar US$ 2,9 miliar atau sebesar Rp 42 triliun.

Selain itu, insentif hulu migas mampu menambah investasi pengeboran dan fasilitas produksi sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 50 triliun, yang meliputi pengeboran 88 sumur pengembangan, 15 sumur injeksi, 32 reaktivasi sumur, 1 sumur step out dan konstruksi serta pemasangan fasilitas produksi.

Insentif tersebut juga meningkatkan daya saing hulu migas Indonesia, dengan pihak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mendapatkan manfaat pula, yaitu pendapatan sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,75 triliun.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...