Putus Asa Hadapi Krisis Energi, Uni Eropa Kembali Lirik Batu Bara RI

Happy Fajrian
7 Oktober 2021, 20:31
batu bara, harga batu bara, ekspor batu bara, impor batu bara, krisis energi, eropa, uni eropa
ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara.

Negara-negara di kawasan Uni Eropa dilaporkan mulai putus asa dalam menghadapi krisis energi yang terjadi. Batu bara pun kembali menjadi pilihan seiring melambungnya harga gas karena pasokan yang ketat di tengah meningkatnya permintaan menjelang musim dingin.

Mengutip laporan Fengkuang Coal Logistics, imbas tingginya harga gas alam, produsen listrik Eropa sudah menanyakan pasokan batu bara Indonesia untuk pembelian pada kuartal IV tahun ini. Salah satu negara yang dilaporkan berminat untuk mengimpor batu bara dari Indonesia adalah Italia.

Advertisement

Pada 2018 Indonesia mengekspor 6 juta ton batu bara berkalori rendah 4.200 kcal ke Eropa, namun karena pertimbangan emisi, volume ekspor dikurangi secara signifikan. Selama ini pasokan utama batu bara kawasan ini berasal dari Rusia dan Kolombia. Namun pasokan dari dua negara ini juga tersendat karena tingginya permintaan.

“Secara mengejutkan Eropa kembali mempertimbangkan batu bara Indonesia untuk pembelian di bulan November dan Desember karena harga gas alam diprediksi akan naik drastis,” tulis laporan Fengkuang Coal Logistics, dikutip Kamis (7/10).

Namun Eropa harus bersaing dengan Inggris, India, Cina, serta beberapa negara Asia lainnya. Di sisi lain, harga batu bara juga semakin tinggi mengikuti tingginya permintaan. Simak databoks berikut:

Pada perdagangan Rabu (6/10), harga batu bara ICE Newcastle untuk pengiriman Desember 2021 bahkan sempat menyentuh US$ 267 per ton. Kemudian untuk pengiriman Oktober di level US$ 235, dan pengiriman November US$ 225 per ton.

Menurut data Platts, pasokan batu bara termal Indonesia mengetat seiring tingginya permintaan dari Cina. Sehingga harganya pun melesat ke level US$ 102,5 per ton untuk batu bara 4.200 kcal, dan US$ 75,5 untuk 3.800 kcal. Sedangkan batu bara kalori menengah harganya mencapai US$ 166,5 per ton.

Pembeli Eropa dilaporkan bersedia membayar lebih mahal dari harga itu, namun terkendala keterbatasan pasokan. Meskipun tambang batu bara di Indonesia telah pulih dari hujan lebat dan banjir yang melanda pada awal September, musim hujan masih menjadi kendala utama dalam meningkatkan produksi. Produsen juga dilaporkan menunda pengiriman.

"Karena konsumsi energi akan segera memuncak di musim dingin, kelangkaan pasokan batu bara tak dapat diatasi dalam jangka pendek. Inilah dilema yang harus diatasi oleh produsen listrik pemilik pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara," tulis laporan tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement