Putin Bantah Tudingan Gunakan Krisis Energi Untuk Kendalikan Eropa

Happy Fajrian
14 Oktober 2021, 12:13
putin, rusia, krisis energi, eropa, uni eropa
ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Shemetov
Presiden Rusia Vladimir Putin membantah tudingan yang menyebut Rusia sebagai penyebab terjadinya krisis energi Eropa.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa ia serius ingin membantu Uni Eropa yang tengah dilanda krisis energi dengan meningkatkan penyaluran gas. Ia membantah tudingan yang menyebut Rusia memanfaatkan krisis ini untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan itu.

Krisis energi yang terjadi di Eropa disebabkan pasokan gas yang ketat di tengah tingginya permintaan, terutama menjelang masuknya musim dingin. Rusia yang berkontribusi terhadap sepertiga pasokan gas kawasan tersebut dituding tidak mengalirkan gas sesuai kontrak.

Advertisement

Putin membantah tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa Rusia telah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak, dan siap untuk meningkatkan pasokan jika diminta. “Rusia menggunakan energi sebagai senjata? Itu hanya obrolan bermotivasi politik yang tidak berdasar,” kata Putin pada sebuah konferensi energi, dikutip Reuters, Kamis (14/10).

Hingga kini, Uni Eropa belum mengajukan permintaan kepada Rusia untuk menambah pasokan gas ke kawasan. Komisi Eropa menduga ada maksud tersembunyi di balik tawaran tersebut. Pasalnya Rusia saat ini tengah menanti sertifikasi proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Jerman.

Proyek ini ditentang sejumlah negara di Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) karena dikhawatirkan membuat sektor energi Eropa semakin bergantung kepada Rusia. Sejumlah politisi Eropa pun menuding Rusia menggunakan isu krisis energi sebagai pengungkit untuk menaikkan pengaruhnya.

Banyak ahli yang meyakini bahwa Rusia sengaja menahan pasokan gas ke Eropa dalam upaya untuk mempercepat sertifikasi proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Jerman. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menyangkal tudingan bahwa Rusia ada di balik krisis energi yang melanda Eropa.

“Eropa telah membiarkan dirinya disandera oleh Rusia di sektor energi,” kata ahli strategi kedaulatan senior pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, Timothy Ash, seperti dikutip CNBC, pada Jumat (8/10). Simak databoks berikut:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement