Dunia Krisis Energi, Transisi EBT RI Perlu Hati-Hati atau Dikebut?

Image title
14 Oktober 2021, 17:35
krisis energi, transisi energi, energi baru terbarukan
ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di atas gedung Gubernur Riau, di Pekanbaru.

Krisis energi yang melanda beberapa negara di dunia seperti Inggis, Uni Eropa, Cina, hingga India perlu diwaspadai oleh Indonesia. Sekalipun kondisi ketahanan energi nasional saat ini relatif lebih aman dibandingkan negara-negara tersebut.

Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy menilai krisis energi yang terjadi di Eropa dan Cina secara garis besar terjadi lantaran transisi ke penggunaan energi baru terbarukan (EBT) secara mengejutkan.

"Justru menjadi penyebab, karena kalau bicara contoh kasus Cina, misalnya, mereka mengalami krisis energi karena program dekarbonisasi yang lebih cepat, padahal di saat yang sama pasokan di dalam negeri belum mencukupi," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Kamis (14/10).

Sehingga, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan agar tetap menjaga keamanan pasokan energi dalam negeri.

Sedangkan di Eropa, pasokan yang terbatas dan kondisi iklim yang berubah di beberapa negara menjadi penyebab krisis energi. Kondisi negara-negara tersebut pun berbeda jika dibandingkan dengan Indonesia yang justru mengalami surplus listrik.

"Untuk kasus Indonesia listrik yang merupakan energi umum yang digunakan saat ini pasokan bahan baku masih relatif mencukupi, PLN sendiri untuk pembangkit listrik khususnya di Jawa dan Bali menggunakan bahan baku batu bara," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...