Singapura Krisis Energi, Pengecer Listrik Tak Terima Pelanggan Baru

Happy Fajrian
Oleh Happy Fajrian - Verda Nano Setiawan
18 Oktober 2021, 19:26
krisis energi, singapura,
ANTARA FOTO/ REUTERS/Edgar Su/hp/dj
Merlion Park, Marina Bay, Singapura.

Tanda-tanda krisis energi mulai menghampiri Singapura. Hal ini seiring pengecer listrik independen terbesar di negara tersebut, iSwitch, dan tiga perusahaan pesaingnya mulai menarik diri dari pasar dan tidak lagi menerima pelanggan baru di tengah melambungnya harga energi.

Harga LNG di pasar spot Asia telah melonjak lebih dari 500% dari tahun lalu menjadi lebih dari US$ 30 per juta British thermal unit (mmBtu) bulan ini, sementara harga minyak mentah Brent yang sebagian besar kontrak gas jangka panjang Singapura naik ke level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement

Mengutip The Straits Times, iSwitch Energy, salah satu pengecer listrik independen terbesar di Singapura, mengatakan di situs webnya bahwa mereka akan menghentikan operasi ritel listrik pada 11 November, karena "kondisi pasar listrik saat ini".

Sementara itu, tiga pesaing iSwitch, yakni Diamond Electric, Best Electricity Supply dan Ohm Energy telah berhenti menerima pelanggan baru dengan Diamond Electric dalam proses menyerahkan kontrak berjangka yang ada ke penyedia utilitas lain.

iSwitch menolak berkomentar, sementara Diamond Electric, Best Electricity Supply dan Ohm Energy tidak menanggapi permintaan komentar melalui email.

"Pengecer tidak hanya tidak dapat menjual kepada pelanggan ritel pada tingkat yang ekonomis karena tarif triwulanan yang ditetapkan jauh di bawah harga di pasar berjangka dan juga pasar spot," kata kepala energi global di Simpson Spence Young, James Whistler, seperti dikutip dari The Straits Times, pada Senin (18/10).

Alhasil, saat ini hanya ada 8 dari total 12 pengecer listrik independen yang menawarkan paket untuk konsumen. "Dengan lonjakan harga energi, beberapa pengecer Singapura sekarang berpotensi menutup pintu mereka," kata seorang pelaku industri.

Menurut informasi di situs web Energy Market Authority (EMA), pasar listrik eceran Singapura dibuka untuk persaingan bagi konsumen bisnis pada 2001, dan untuk rumah tangga perumahan pada 2018.

Singapura adalah negara paling terdepan di Asia Tenggara yang melakukan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF), Singapura memiliki indeks transisi energi hingga 67 poin, tertinggi di Asia Tenggara, atau peringkat 21 dari 115 negara dunia. Simak databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement