KKP Lepas Ekspor 19 Ribu Ton Ikan ke 44 Negara Senilai Rp 1,2 Triliun
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepas ekspor 19.145 ribu ton dan 1,2 juta ekor ikan sehat bermutu dari berbagai daerah ke pasar dunia. Total nilai produk ini menembus US$ 88,24 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun.
Produk itu diberangkatkan dari Instalasi KIPM Puspa Agro Sidoarjo ini, menandai kegiatan 'Indonesia Satu Ekspor ke-22' yang dilakukan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).
"Tentu ini sebuah kegiatan yang patut kita syukuri bersama, karena momen ini bertepatan dengan peluncuran Ekonomi Biru, Laut Sehat, Indonesia Sejahtera," kata Kepala BKIPM, Rina melalui keterangan resminya, dikutip Kamis (28/10).
Rina menambahkan, selama periode 19-25 Oktober 2021, jajarannya di 46 unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di seluruh Indonesia telah menerbitkan 1.379 Health Certifcate (HC). Adapun komoditas perikanan yang diekspor berupa ikan konsumsi dan ikan hias yang berasal dari 29 Provinsi di Indonesia.
Pada Indonesia Satu Ekspor, produk perikanan akan dikirim ke 44 negara tujuan dan diberangkatkan dari 18 pelabuhan laut dan 15 bandar udara. Produk yang dilepas mencapai 38 jenis, mulai dari udang, tuna, hingga ikan hias. "Ekspor ini membuktikan bahwa pandemi tidak menghalangi kita untuk terus memberikan pelayanan optimal," ujar Rina.
Selanjutnya, ia memastikan jajarannya akan tetap bekerja semaksimal mungkin sekaligus memperkuat sinergitas dengan para pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan. Dia berharap, melalui pelayanan optimal seperti penerbitan sertifikat HC, cara karantina ikan yang baik (CKIB) dan aksi jemput bola ke pelaku usaha, ekonomi masyarakat bisa terus bergerak dan bangkit dari situasi pandemi.
Disamping Indonesia Satu Ekspor, BKIPM juga melaksanakan Bimbingan Teknis bagi pelaku usaha jasa mikro pemula dalam rangka mendapatkan pemahaman dan mendapatkan akses perizinan online single submission (OSS), Nomor Induk Berusaha (NIB), Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) dan NIKI yang dilaksanakan di 23 lokasi dengan jumlah peserta sebanyak 1.270 orang.
Selain itu, pihaknya juga mencanangkan Quality Assurance di kawasan terobosan Kelautan dan Perikanan serta penggalangan partisipasi masyarakat pelaku usaha untuk peningkatan gizi masyarakat dengan membagikan ikan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya memaksimalkan keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya agar UPT bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara.
Menurutnya, UPT adalah inti KKP sekaligus bentuk kehadiran negara langsung di tengah masyarakat kelautan dan perikanan. "Produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara,” kata Trenggono.
Sebagai informasi, nilai ekspor produk perikanan tanah air sepanjang 2020 mencapai US$ 5,2 miliar atau Rp 74,4 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Jumlah itu naik 5,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan impor tercatat sebesar US$ 430 juta atau Rp 6,1 triliun, turun 10,4% dari tahun 2019.
Dengan demikian, neraca dagang perikanan mengalami surplus US$ 4,77 miliar pada 2020. Jumlah itu naik 6.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Simak databoks berikut: