Sri Mulyani dan ESDM Godok Perbaikan Insentif Fiskal Sektor Hulu Migas

Happy Fajrian
1 Desember 2021, 08:21
hulu migas, insentif fiskal, kementerian keuangan, kementerian esdm, sri mulyani
Katadata
Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengkaji perbaikan fiscal term dan insentif bagi sektor hulu migas untuk mendorong peningkatan produksi.

Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM tengah berkoordinasi untuk memperbaiki fiscal term atau dukungan fiskal untuk sektor hulu migas di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menghasilkan reformasi peraturan kontrak hulu migas yang dapat mendorong peningkatan produksi.

"Detail kebijakan masih kami diskusikan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menjadi pembicara pada International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), Selasa (30/11).

Menkeu menambahkan bahwa Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 3,5-4% pada tahun 2021 dan 2022. Ini diharapkan dapat tercapai melalui kontribusi dari peningkatan produksi hulu migas, mengingat mayoritas industri di tanah air masih berbasis migas.

Menurut Sri Mulyani, untuk mendorong peningkatan produksi migas, perlu usaha bersama dari semua pihak. Peningkatan investasi dalam industri migas membutuhkan dukungan perbaikan fiskal dan insentif. Selain perbaikan fiscal term, juga dibutuhkan kepastian kontrak, efisiensi, teknologi, serta good governance dan transparansi.

Desain industri hulu migas juga harus sejalan dengan peta jalan atau roadmap Indonesia menuju net zero emission pada 2060. Sinkronisasi tersebut terutama terkait bagaimana Indonesia akan meningkatkan energi baru terbarukan (EBT), bagaimana penggunaan bahan bakar fosil dan utilisasinya untuk mengurangi emisi karbon.

"Oleh karena itu Kemenkeu, Kementerian ESDM, SKK Migas serta jalangan industri harus bekerja sama menyusun kebijakan yang sesuai untuk mengembangkan ketahanan energi yang mendukung perbaikan ekonomi," ujarnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen melakukan transisi energi yang mengarah kepada peningkatan pemakaian EBT.

Meski demikian, untuk menjamin kecukupan pasokan energi yang dibutuhkan perekonomian, energi fosil migas tetap dibutuhkan sebagai sumber energi dan bahan baku utama. "Gas sebagai sumber daya energi yang emisinya rendah mempunyai peran yang dapat ditingkatkan untuk menggantikan energi fosil lainnya," ujar Airlangga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...