Digertak Cina, SKK Migas Sebut Kegiatan Migas di Natuna Masih Normal

Image title
3 Desember 2021, 11:32
natuna, premier oil, blok tuna, premier oil, migas
Katadata | Dok.
Ilustrasi.

SKK Migas memastikan proses kegiatan migas di wilayah perairan Natuna yang dikerjakan oleh perusahaan asal Inggris, Premier Oil, masih berjalan normal. Ini menyusul permintaan Cina agar Indonesia menghentikan kegiatan pengeboran di wilayah itu.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proses kegiatan operasional hulu migas di wilayah Natuna masih berjalan normal. Bahkan Premier Oil telah merampungkan pengeboran dua sumur eksplorasi di Blok Tuna, perairan Natuna.

"Sejauh ini kegiatan operasional hulu migas berjalan aman dan lancar. Premier Oil sudah selesai melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (3/12).

Adapun, regulator di sektor hulu migas ini terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya dengan TNI angkatan laut untuk melakukan pengawalan dan pengamanan operasi di laut Natuna.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menilai Indonesia tak perlu gentar menghadapi gertakan Cina. Pasalnya negara tersebut juga banyak berseteru dengan negara-negara lain untuk permasalahan yang sama. "Posisi kita banyak pendukungnya dan ZEE kita sah diakui oleh dunia," ujarnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah memperbanyak kegiatan di Natuna. Salah satunya dengan membangun struktur atau infrastruktur yang permanen di area tersebut. "Kalau perlu bangun pangkalan angkatan laut di sana untuk menunjukkan keseriusan kita menjaga ZEE kita yang sah," katanya.

Beberapa hari lalu, SKK Migas juga mengumumkan adanya penemuan cadangan minyak dan gas bumi yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam. Meski demikian, regulasi di sektor hulu tersebut belum merinci secara detail besaran angka temuan cadangan ini.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2. Pada 2014 lalu, Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1.

Dari kedua sumur tersebut berpotensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. "Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11).

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...