SKK MIgas Klaim Insentif Pemerintah Sukses Kerek Produksi Blok Mahakam
Pemberian insentif pada pertengahan tahun ini diklaim berhasil meningkatkan produksi migas Blok Mahakam. Setidaknya produksi dari blok migas ini telah berada di atas 50.000 barel setara minyak per hari (barrel of oil equivalent per day/boepd).
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan realisasi produksi di Blok Mahakam setelah mendapatkan insentif dari pemerintah membuktikan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan produksi yakni dengan memberikan perhatian lebih dalam kegiatan operasi produksi migas melalui insentif.
"Kami bersyukur dengan capaian ini. Ini membuktikan bahwa insentif merupakan katalis positif pada kinerja Kontraktor KKS," ujar Julius melalui keterangan tertulis, Jumat (3/12).
General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam, Agus Amperianto, mengatakan pihaknya selama ini sudah menerima beberapa insentif dari pemerintah. seperti perubahan First Tranche Petroleum (FTP) dari 20% menjadi 5%, investment credit 17%, dan depresiasi dipercepat pada tahun terakhir kontrak bagi hasil (PSC).
Pada Mei lalu, Pertamina Hulu Mahakam juga menerima insentif berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tubuh bumi serta insentif pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) hulu migas.
"Dengan adanya insentif yang diberikan, PHM berhasil melakukan pengeboran sumur-sumur development lebih banyak. serta menjamin keberlanjutan rencana pengembangan lapangan, program Handil Water Flood, persiapan menuju program Enhanced Oil Recovery (EOR) Lapangan Handil dan juga program eksplorasi,” kata Agus.
Adapun insentif yang diberikan pemerintah, memungkinkan Pertamina Hulu Mahakam melakukan pengeboran sumur pengembangan baru sebanyak 540 sumur dari perkiraan awal hanya 17 sumur.
Menurut dia, tanpa adanya insentif, maka produksi Blok Mahakam akan turun secara signifikan mulai tahun ini karena sangat terbatasnya program pengeboran dan pengembangan baru.
"Namun dengan insentif, Mahakam dapat menahan laju penurunan produksi sehingga dapat menjaga produksi di atas 500 MMscfd hingga beberapa tahun ke depan,” ujar Agus.
Senior Manager Relations Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional Kalimantan, Farah Dewi mengatakan bahwa tanpa insentif, produksi gas di wilayah kerja ini berpotensi jeblok hingga di bawah 400 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan minyak di bawah 20.000 barel per hari (bph).
"Lapangan-lapangan migas di Blok Mahakam merupakan lapangan yang sudah matang. Lapangan tersebut bahkan telah beroperasi lebih dari 50 tahun dengan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi, diperkirakan sekitar 30% per tahun," ujarnya kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu, Jumat (17/9).
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Mustafid Gunawan menyampaikan supaya tingkat pengembalian investasi atau internal rate of return (IRR) 15% bisa terwujud. Maka sejumlah insentif bagi kontraktor migas harus diberikan baik itu dari Kementerian ESDM maupun Kementerian Keuangan.
Beberapa insentif yang bisa diberikan pihaknya seperti perubahan bagi hasil (split) yang lebih baik bagi kontraktor, besaran FTP, dan pembebasan dari kewajiban pasok dalam negeri untuk waktu tertentu (domestic market obligation holiday/DMO holiday). Sementara perpajakan menjadi wewenang Kementerian Keuangan.
"Kami sepakat mengajukan (ini) jadi pekerjaan rumah bersama bagi Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan instansi lain untuk menuju paling tidak IRR 15%, sehingga akan menjawab pertanyaan investor bahwa keekonomian di Indonesia itu lebih bagus," kata Mustafid.