Kekhawatiran Omicron Mereda, Harga Minyak Naik Lebih 8% Dalam Dua Hari

Happy Fajrian
8 Desember 2021, 11:12
harga minyak, omicron, varian omicron
Dok. Chevron

Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 8% dalam dua hari seiring menurunnya kekhawatiran terhadap dampak penyebaran virus corona varian Omicron terhadap permintaan bahan bakar global.

Harga minyak melonjak lebih dari 3% pada akhir perdagangan Selasa (7/12) atau Rabu (8/12) pagi waktu Indonesia setelah sehari sebelumnya naik lebih dari 5%.

Minyak berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik US$ 2,36 atau 3,2% menjadi US$ 75,44 per barel, setelah sehari sebelumnya (Senin) naik 4,6%. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 2,56 (3,7%) menjadi US$ 72,05 per barel, menyusul kenaikan 4,9% sehari sebelumnya.

Harga minyak pekan lalu merosot di tengah kekhawatiran bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini kurang efektif dalam menghadapi varian Omicron. Hal ini memicu kekhawatiran penerapan kembali pembatasan dan penguncian wilayah atau lockdown yang akan menekan permintaan bahan bakar.

Hasil awal penelitian oleh Africa Health Research Institute di Afrika Selatan juga menunjukkan bahwa efektivitas vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech menurun menghadapi Omicron. Kepala peneliti Alex Sigal mengatakan bahwa Omicron dapat menurunkan antibodi dari vaksin Pfizer dan BioNTech.

“Ada penurunan yang sangat besar dalam netralisasi varian Omicron dibandingkan jenis Covid-19 sebelumnya. (Tapi) penyintas yang diikuti dengan suntikan booster akan meningkatkan tingkat netralisasi dan memberikan perlindungan dari gejala parah Omicron,” ujarnya seperti dikutip CNBC.

Ini berdasarkan uji 14 sampel darah dari 12 orang yang telah divaksinasi dengan Pfizer dan BioNTech. Enam di antaranya merupakan penyintas Covid-19. Hasilnya, Hanya lima dari enam sampel darah orang yang telah divaksinasi dan telah terinfeksi Covid-19 masih dapat menetralisir varian Omicron.

Menurut laporan tersebut terjadi penurunan hingga 41 kali lipat dalam tingkat antibodi penetralisir varian Omicron. Sigal mengatakan angka tersebut akan disesuaikan setelah dilakukan eksperimen terhadap sampel yang lebih banyak.

Meski demikian, seorang pejabat kesehatan Afrika Selatan melaporkan pada akhir pekan bahwa kasus Omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan. Kepala penasihat kesehatan Gedung Putih Amerika Serikat, Anthony Fauci, juga mengatakan bahwa varian ini tidak menimbulkan gejala yang parah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...