Goldman Sachs Ramal Harga Minyak US$ 110 Dipicu Tingginya Permintaan

Happy Fajrian
17 Desember 2021, 19:23
Harga minyak, goldman sachs
KATADATA

Permintaan minyak diramal bakal naik ke rekor tertingginya pada rentang 2022 hingga 2023. Seiring dengan tingginya permintaan, harga minyak juga akan terdongkrak hingga menyentuh US$ 110 per barel.

Kepala peneliti energi Goldman Sachs Damien Courvalin mengatakan bahwa permintaan minyak sudah mencapai rekor tertingginya sebelum varian Omicron menjadi fokus perhatian dunia. Naiknya permintaan minyak juga didorong pulihnya perjalanan udara.

“Kita sudah melihat rekor permintaan tinggi sebelum adanya varian baru ini. Perjalanan udara pulih dan perekonomian global kembali tumbuh. Kita akan melihat rata-rata rekor permintaan minyak tertinggi baru pada 2023 dan pada 2023,” ujar Courvalin seperti dikutip CNBC.com, Jumat (17/12).

Dia juga menambahkan bahwa potensi harga minyak menembus level US$ 100 per barel sangat mungkin terjadi dengan tingginya permintaan.

Harga minyak yang menjadi patokan (benchmark) internasional, Brent dan West Texas Intermediate (WTI) telah melonjak ke atas level US$ 80 per barel dalam beberapa bulan terakhir. Ini dipicu permintaan pasca-pandemi yang melebihi pasokan. Lonjakan harga gas alam juga menyebabkan krisis di dunia, terutama Eropa.

Varian Omicron dinilai telah meredam laju kenaikan harga minyak, meski harga minyak masih naik ke atas level US$ 70 per barel dalam beberapa pekan terakhir. Simak databoks berikut:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...