Arutmin Yakin Permintaan Batu Bara Tetap Kuat Meski Dibayangi Omicron
PT Arutmin Indonesia optimistis prospek permintaan batu bara pada 2022 masih akan tetap cerah meski dibayangi oleh melonjaknya kasus virus corona varian Omicron di berbagai negara.
General Manager Legal & External Affairs PT Arutmin Indonesia Ezra Sibarani mengatakan hingga saat ini proses aktivitas di sektor pertambangan tetap berjalan normal dengan memenuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Prospek kedepannya kita masih melihat permintaan yang meningkat di musim dingin, belum ada indikasi pengurangan kegiatan produksi secara masif seperti outbreak varian delta sebelumnya," kata Ezra kepada Katadata.co.id, Senin (20/12).
Arutmin saat ini juga tengah menanti persetujuan dari Kementerian ESDM terkait pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahun 2022. Meski demikian, Ezra tak merinci besaran volume target produksi batu bara tahun depan.
Hanya saja, beberapa waktu lalu, dia membeberkan target produksi di tahun depan tidak akan jauh berbeda dengan target produksi yang dipatok tahun ini sebesar 21-22 juta ton.
Senada, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia optimistis bisnis harga batu bara tahun depan masih prospektif. "Di awal tahun depan permintaan diperkirakan masih cukup kuat. Apalagi pemerintah Tiongkok membuat kebijakan untuk menekan harga," ujar Hendra beberapa waktu lalu.
Pertumbuhan pasca pandemi dinilai dapat mendorong permintaan batu bara, terutama di pasar tradisional. Namun tingkat produksi batu bara domestik dan kebijakan sektor di Cina, India, Indonesia, dan tempat lain akan menjadi penentu yang mempengaruhi pasokan ekspor dan harga batu bara internasional serta domestik.