Pertamina Bermimpi Dongkrak Produksi Blok Rokan 300.000 Barel per Hari
Pertamina Hulu Rokan (PHR) bermimpi dapat meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan hingga mencapai 300.000 barel per hari (bph). Hal ini demi mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030 yang dicanangkan pemerintah.
Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengatakan bahwa mimpi tersebut ingin diraihnya dalam rentang waktu empat tahun ke depan atau pada 2025. Sementara untuk tahun 2022, PHR telah menetapkan target produksi 180.000 bph.
“Mimpi kami tahun depan target 180.000 bahkan hingga 300.000 bph di Blok Rokan. Dari angka tersebut kami bisa perkirakan berapa sumur (yang harus dibor), berapa rig-nya, dan segala aspek pendukung untuk mencapai target produksi,” ujar Jaffee di WK Rokan, Riau, Selasa (21/12).
Jaffee mengakui bahwa banyak pihak yang mengatakan bahwa target produksi 300.000 bph Blok Rokan mustahil untuk dicapai. Namun ia menegaskan bahwa hal itu membuat semangat dia dan PHR semakin membara untuk mencapai target tersebut.
“Mustahil target produksi naik 300.000 bph di tahun 2022. Saya senang dibilang mustahil, semangat kami tambah membara untuk capai target itu,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa PHR terus meningkatkan upayanya untuk mengejar target produksi. Seperti menambah jumlah rig pengeboran menjadi 17 unit dalam beberapa bulan setelah alih kelola rampung. PHR juga berencana mengebor hingga 500 sumur di Blok Rokan tahun depan.
Dengan target pengeboran sebanyak itu, maka pada tahun depan PHR akan menggunakan 20 Rig pengeboran dan Rig WOWS sebanyak 40 unit. Simak data capaian produksi Blok Rokan pada databoks berikut:
“Ketika rignya bertambah, secara alami produksinya pun bertambah. Rignya harus ada, harus tahu titik sumur yang akan dibor, materialnya. Di luar sumur baru kami tetap melakukan service sumur lama supaya produksinya tidak turun, paling tidak penurunan produksinya terjaga,” ujarnya.
Subholding Upstream PT Pertamina ini juga akan menggunakan teknologi steam flood untuk mendongkrak produksi dengan meningkatkan recovery oil 50-85%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mekanisme primer yang hanya 5-15%, atau teknologi water flood yang hanya sekitar 15-20%.
Penggunaan teknologi steam flood lantaran karakteristik dari reservoir di Blok Rokan memiliki minyak yang berat dan kental sehingga sulit berproduksi, sehingga dengan memberikan uap (steam), maka reservoir minyak akan terpanasi.
Minyak yang telah terpanasi, memiliki viscosity atau kekentalan yang rendah, sehingga lebih mudah mengalir. Selain itu, menurutnya uap juga berperan untuk mendorong minyak ke sumur produksi.
Untuk menambah kapasitas produksi, PHR juga tengah mengevaluasi potensi sumur migas non konvensional (MNK). “Kami sedang membangun roadmapnya, apa langkah yang bisa kami mulai pada 2022 supaya tidak ada waktu yang terbuang dalam evaluasi MNK ini. Seperti kita ketahui evaluasi sebuah eksplorasi itu butuh waktu,” tuturnya.
Reporter: Wahyu Dwi Jayanto