Produksi Migas Asia Tenggara 2021 Sentuh Level Terendah Sejak 1998

Happy Fajrian
31 Desember 2021, 15:22
produksi migas, asia tenggara,
Medco Energi

Produksi migas di kawasan Asia Tenggara terus mengalami penurunan. Menurut data dari Rystad Energy, sepanjang 2021 kawasan ini hanya memproduksi migas sebesar 4,86 juta barel setara minyak per hari (boepd), turun dari 5,06 boepd pada 2020. Ini menjadi capaian produksi terendah sejak 1998.

Level produksi tahun ini juga turun 11,6% dibandingkan level produksi pra-pandemi pada 2019 yang mencapai 5,5 juta boepd. Rystad Energy memproyeksikan penurunan produksi akan terus berlanjut hingga 2025. Pada 2022 level produksi diperkirakan stabil namun turun 10% menjadi 4,3 juta boepd pada 2025.

Produsen migas di Asia Tenggara telah berjuang untuk mendongkrak kembali produksi yang anjlok imbas berbagai kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus corona sepanjang tahun 2020 hingga 2021.

“Produksi minyak di Asia Tenggara terus menurun selama hampir 20 tahun terakhir karena minimnya penemuan cadangan baru dan aktivitas pengeboran di wilayah tersebut. Insentif membantu, namun produksi akan terus turun,” kata Wakil Presiden Hulu Migas Rystad Energy Prateek Pandey, seperti dikutip Energy Voice, pada Jumat (31/12).

Sebaliknya produksi gas alam relatif stabil antara 2009 dan 2019 di level 20,8 miliar kaki kubik per hari (Bcfd). Terlepas dari ekspektasi kenaikan volume penjualan gas yang akan mengimbangi penurunan produksi sebesar 8% pada 2020, produksi tahun 2021 diperkirakan turun sekitar 2% menjadi 19 Bcfd.

“Hal ini terutama disebabkan penurunan produksi pada proyek-proyek lama termasuk Blok Mahakam (Indonesia), MLNG Dua (Malaysia), MLNG Satu (PSC), dan Yetagun (Myanmar),” tulis laporan Rystad Energy.

Sementara itu volume dari proyek yang tengah dikembangkan dan penemuan komersial yang ada sangat besar dan mencerminkan pelaksanaan proyek yang tepat waktu di Asia Tenggara. Beberapa proyek yang berhasil onstream tahun ini termasuk Lapangan Rotan di Malaysia, dan Lapangan Merakes di Indonesia.

Namun terlepas dari keberhasilan tersebut, masih banyak proyek yang tertunda di Asia Tenggara. Seperti di Indonesia, pemulihan produksi gas semakin tertunda setelah proyek Tangguh LNG T3 dan Jambaran Tiung Biru (JTB) ditunda hingga 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...