SKK Migas: Premier Oil Bersiap Ajukan Rencana Pengembangan Blok Tuna
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut bahwa Premier Oil Tuna B.V. saat ini tengah bersiap mengajukan rencana pengembangan (POD) di Blok Tuna. Pada November tahun lalu perusahaan berhasil menemukan cadangan migas yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.
"Mereka sedang bersiap-siap dengan POD nanti diharapkan proyeknya bisa jalan," kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (2/2).
Dia pun memastikan kegiatan Premier Oil dalam melakukan pencarian cadangan migas di Blok Tuna terus berlanjut. Sekalipun beberapa waktu lalu sempat ada gangguan dari pihak Cina yang meminta kegiatan eksplorasi dihentikan.
"Kita agak heran karena berarti mereka sendiri melihat sesuatu yang menarik di situ dari sisi sumber daya alam karena kegiatan eksplorasinya di samping mengenai masalah pertahanan masalah survei juga dilakukan oleh negara negara lain. Pesan dari pemerintah adalah kita tidak ribut," katanya.
Sebelumnya, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proses kegiatan operasional hulu migas di wilayah Natuna masih berjalan normal. Bahkan Premier Oil telah merampungkan pengeboran dua sumur eksplorasi di Blok Tuna, perairan Natuna.
"Sejauh ini kegiatan operasional hulu migas berjalan aman dan lancar. Premier Oil sudah selesai melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi," katanya.
Adapun, regulator di sektor hulu migas ini terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya dengan TNI angkatan laut untuk melakukan pengawalan dan pengamanan operasi di laut Natuna.
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan di Blok Tuna diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2. Pada 2014 lalu, Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1.
Dari kedua kedua sumur tersebut berpotensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu. "Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021,” kata dia.
Benny mengatakan sejak awal SKK Migas telah mengkategorikan kedua sumur ini ke dalam sumur kunci pada 2021. Menurut dia keberhasilan kedua sumur ini akan memberikan peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut.
Terutama yang dapat membantu target pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.