PLN akan Implementasikan Co-firing di 8 Lokasi PLTU Tahun Ini
PLN akan melanjutkan program co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tahun ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam menggenjot bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengatakan PLN menargetkan implementasi co-firing di delapan lokasi PLTU pada tahun ini. Dari delapan PLTU tersebut, pasokan biomassa yang dibutuhkan setidaknya mencapai 450 ribu ton.
"Ditargetkan menggunakan biomassa sebanyak 450 ribu ton dan energi biomassa yang dihasilkan sebesar 340 Giga Watt hour (GWh)," kata Agung kepada Katadata.co.id, Kamis (3/2).
Hingga akhir 2021, program co-firing yang sudah dijalankan perusahaan setrum pelat merah ini telah berlangsung di 27 lokasi PLTU. Adapun energi yang dihasilkan dari implementasi tersebut mencapai 269 GWh dan menggunakan biomassa sebanyak 285 ton.
Sementara, khusus untuk bahan bakar jumputan padat (BBJP) PLN telah mengimplementasikannya di tiga lokasi PLTU yakni PLTU Jeranjang, PLTU Ropa, dan PLTU Suralaya. "Kami terus melakukan inovasi untuk menggunakan BBJP di lokasi PLTU lainnya," kata Agung.
PLN sebelumnya menyatakan siap mengimplementasikan program co-firing pada 56-59 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Dengan total kapasitas terpasang sebesar 2,3 gigawatt (GW), kebutuhan biomassa untuk program co-firing PLN mencapai 14 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi mengatakan pihaknya siap menggenjot program co-firing pada PLTU yang ada saat ini. Apalagi program ini dapat mendukung pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan EBT.
Untuk itu, dengan adanya Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), ia berharap agar pasokan biomassa untuk co-firing dapat berkelanjutan, mengingat ketersediaan pasokan biomassa menjadi tantangan tersendiri.
"Karena 56-59 pebangkit kami sangat siap digunakan co-firing sebanyak 2,3 GW, berarti butuh 14 juta ton per tahun co-firing-nya," ujarnya beberapa waktu lalu.
Ahsin berharap agar semua stakeholder yang terlibat dapat mendukung suksesnya program ini. Sehingga pihaknya dapat mencukupi pasokan energi yang lebih bersih serta dapat memberdayakan masyarakat sekitar.
"Tinggal pengusaha ini, karena kami siap membeli. Mana kontrak yang akan kita teken, untuk bisa segera pembangkit kita ini menggunakan program co-firing," ujarnya.
Namun dia memastikan bahwa tidak akan menerima produk co-firing yang berasal dari tanaman liar alias ilegal. Pihaknya hanya akan bekerja sama dengan perusahaan yang jelas dan memastikan pasokan biomassa berasal dari hutan energi.