Harga Minyak Mentah RI Meroket 17% Imbas Panasnya Kondisi Geopolitik
Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Januari 2022 sebesar US$ 85,89 per barel. Angka ini naik US$ 12,53 atau 17,1% dibandingkan ICP Desember 2021 di level US$ 73,36 per barel.
Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11.K/MG.03/DJM/2022 tentang harga minyak mentah Indonesia pada Januari 2022 yang diteken 2 Februari 2022.
"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Januari 2022 ditetapkan sebesar US$ 85,89 per barel," demikian bunyi diktum ketiga Kepmen tersebut yang dikutip Senin (7/2).
Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya peningkatan risiko geopolitik dari konflik Ukraina-Rusia.
Potensi invasi Ukraina oleh Rusia dapat mengganggu pasokan minyak dan gas khususnya di negara-negara Eropa. Apalagi Rusia merupakan salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia.
Kemudian, Kazakhstan sebagai salah satu negara OPEC+ dengan produksi 1,6 juta barel per hari mengalami kendala logistik yang berpotensi menyebabkan penurunan produksi pasca demonstrasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar.
Kemudian, Libya yang saat ini hanya memproduksikan minyak mentah pada kisaran 700 ribu barel per hari dari potensi produksi kurang lebih 1,2 juta barel per hari (bph).
Produksi minyak Libya turun hingga ke level terendah dalam 14 bulan terakhir akibat blokade di lapangan minyak utama area barat dan disertai perbaikan pipa yang menghubungkan Lapangan Samrah dan Dahra ke terminal Es Sider yang berkapasitas 350 ribu bph.
Lalu, Uni Emirat Arab (UEA) mengalami serangan pesawat tanpa awak dan misil yang mematikan dari pemberontak Yemeni Houthi di depot bahan bakar Mussafah, ADNOC dan bandara internasional UEA.
Faktor lainnya adalah terjadinya ledakan pipa di Turki dengan kapasitas penyaluran sebesar 450 ribu bph minyak dari utara Irak ke Pelabuhan Ceyhan-Mediteranian, sehingga memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak.
Berdasarkan laporan Badan Energi Internasional (IEA) pada Januari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 200 ribu bph menjadi 5,5 juta pada 2021, dan 3,3 juta bph pada 2022 yang dipicu oleh relaksasi pembatasan Covid-19.
Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh crude troughput Singapura pada akhir Januari 2022 yang naik 1,4% dibandingkan akhir Desember 2021 menjadi 1,17 juta bph atau 83,5% dari kapasitas nasional sebesar 1,39 juta bph.
Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan impor minyak mentah sebesar 47% menjadi 601,840 metrik ton dan impor kondensat pertama di Kilang Cilacap sejak 2014.