Peluang Indonesia Merebut Pasar Eropa yang Ingin Tinggalkan Gas Rusia

Image title
1 Maret 2022, 14:53
gas eropa, rusia, indonesia, ukraina
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi pipa gas.

Sejumlah pengamat menilai Indonesia berpeluang merebut pasar gas Eropa yang saat ini tengah dilanda kekhawatiran terhentinya pasokan dari Rusia. Ini setelah negara barat beramai-ramai menjatuhkan sanksi ke negeri beruang merah tersebut.

Di sisi lain Uni Eropa juga ingin mengurangi ketergantungannya terhadap pasokan gas dari Rusia yang mencapai 40% dari total kebutuhan kawasan tersebut.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menyampaikan bahwa ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk merebut pasar tersebut. Apalagi pada akhir 2020 lalu, kontrak LNG Bontang tidak diperpanjang oleh pembeli dari Jepang.

"Ini merupakan momentum atau peluang yang dapat kita manfaatkan untuk mengambil pasar gas di Eropa," kata Komaidi kepada Katadata.co.id, Selasa (3/1).

Oleh sebab itu, dia mendorong Kementerian ESDM dan SKK Migas pro aktif dalam menjaring pembeli dari Eropa. Mengingat salah satu diantaranya Inggris sempat mengalami krisis pasokan gas.

Senada, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai krisis yang terjadi antara Rusia-Ukraina bisa menjadi peluang bagi RI terutama terkait pasar LNG. Indonesia berpeluang mengambil momentum dengan naiknya harga semua komoditas termasuk harga LNG ini.

Ditambah, proyek Tangguh Train 3 akan beroperasi pada akhir tahun ini. "Ini bisa menjadi peluang besar. Tapi kita juga harus tetap menjaga kebutuhan LNG dalam negeri. Jangan sampai nanti kita fokus ke luar tapi dalam negeri teriak kekurangan LNG," ujarnya.

Menurut Mamit dengan harga komoditas yang tengah tinggi saat ini, harga jual LNG RI masih akan tetap kompetitif. Apalagi jika RI memiliki kontrak jangka panjang. "Sangat mampu kita bersaing ke depannya," ujarnya.

Namun, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal menilai sangat sulit bagi RI untuk masuk ke pasar Eropa. "Amerika saja sulit untuk menggantikan supply tersebut, apalagi Indonesia," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...