Pembangkit Nuklir Terbesar di Ukraina Terbakar Usai Diserang Rusia
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa terbakar menyusul serangan Rusia. Kantor berita RIA mengutip kementerian energi atom Ukraina mengatakan sebuah unit pembangkit di pabrik tersebut telah terkena serangan oleh pasukan Rusia dan terbakar sebagian.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan zona keamanan dan petugas pemadam kebakaran untuk diizinkan menangani insiden tersebut. Seorang juru bicara pabrik mengatakan kepada RIA bahwa tingkat radiasi latar belakang tidak berubah.
"Tentara Rusia menembaki PLTN Zaporizhzhia dari semua sisi, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa," tulis Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba melalui akun Twitternya, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/3).
"Api sudah berkobar. Rusia harus SEGERA menghentikan serangan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan!" kata Kuleba.
Walikota kota terdekat Energodar mengatakan bahwa pertempuran sengit terjadi di daerah sekitar 550 kilometer (km) tenggara Kyiv. Dia mengatakan ada korban, tanpa memberikan rincian. Sebelumya Rusia telah merebut PLTN Chernobyl yang sudah tidak berfungsi, sekitar 100 km sebelah utara ibu kota Ukraina, Kyiv.
Badan Energi Atom Internasional mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mereka "mengetahui laporan penembakan" di pembangkit listrik dan telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Ukraina tentang situasi tersebut.
Sebelumnya, pihak berwenang Ukraina melaporkan pasukan Rusia meningkatkan upaya untuk merebut pabrik dan telah memasuki kota dengan tank.
“Sebagai akibat dari serangan musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia terbakar,” kata Orlov di saluran Telegramnya.
Sebagai serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua memasuki hari kesembilan, ribuan diperkirakan tewas atau terluka, 1 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina dan ekonomi Rusia telah diguncang oleh sanksi internasional.
Pada hari Kamis, Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan sanksi terhadap lebih banyak oligarki Rusia, sebagai tindak lanjut dari tindakan Uni Eropa, saat mereka meningkatkan tekanan terhadap Kremlin. Sanksi telah "memiliki dampak yang mendalam," kata Presiden AS Joe Biden.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. Ia membantah menargetkan warga sipil.